Daftar Cerita Legenda Rakyat

I LAURANG SI MANUSIA UDANG

Di kalangan masyarakat Bugis Sulawesi Selatan, Indonesia, beredar sebuah kisah rakyat tentang seorang pemuda bernama I Laurang.
I laurang dalam bahasa Bugis terdiri dari tiga suku kata, yaitu I, la dan urang. I berarti si (menunjuk kepada seseorang), la berarti dia laki-laki, dan urang berarti udang. Jadi, I laurang berarti si laki-laki udang atau manusia udang.
Dalam kisah itu, I Laurang dikisahkan menjadi rebutan tujuh orang putri raja.
∞∞∞


Alkisah,  di sebuah daerah di Sulawesi Selatan, Indonesia, ada sepasang suami-istri yang sudah lama menikah, namun belum juga dikaruniai anak. Mereka sangat menginginkan kehadiran seorang anak agar hidup mereka tidak kesepian. Oleh karena itu, setiap malam mereka senantiasa berdoa kepada Tuhan. Namun, hingga berusia paruh baya, mereka belum juga dikaruniai anak. Akhirnya, mereka pun mulai putus asa.

Pada suatu malam, kedua suami-istri itu berdoa kepada Tuhan dengan berkata:
“Ya Tuhan, karuniakanlah kepada kami seorang anak, walaupun hanya berupa seekor udang!”
Beberapa lama kemudian, sang Istri pun hamil dan melahirkan. Namun, alangkah terkejutnya sang Istri saat melihat bayi yang keluar dari rahimnya adalah seorang bayi laki-laki yang berbentuk dan berkulit udang. Ia dapat hidup di darat maupun dalam air. Oleh  karena itu, ia diberi nama I Laurang atau Manusia Udang.
  • “Bang! Kenapa anak kita seperti udang”“ tanya sang Istri heran.
  • “Adik tidah usah heran. Bukankah kita pernah meminta seorang anak walaupun hanya berupa seekor udang” Rupanya Tuhan mengabulkan doa kita,” jawab sang Suami.
  • “Iya, Bang! Adik ingat sekarang. Kita memang pernah berdoa seperti itu”“ kata sang Istri.
Menyadari hal itu, kedua suami-istri itu merawat I Laurang dengan penuh kasih sayang. Mereka memasukkannya ke dalam sebuah tempayan yang berisi air. Beberapa tahun kemudian, I Laurang pun tumbuh menjadi besar. Oleh karena badannya sudah tidak muat lagi, ia pun dikeluarkan dari tempayan. Sejak saat itu, I Laurang tidak lagi hidup dalam air. Ia hidup layaknya manusia lainnya. Namun, ia tidak dapat berjalan karena kakinya terbungkus oleh kulit udang. Walaupun hanya tinggal di dalam rumah, ia banyak tahu tentang keadaan dan peristiwa-peristiwa di sekitarnya yang didengar dari kisah-kisah ibunya.

Suatu waktu, ibunya berkisah bahwa raja yang memerintah negeri itu memiliki tujuh orang putri yang semuanya cantik jelita. Rupanya sejak mendengar kisah ibunya itu, ia selalu termenung dan membayangkan kecantikan wajah para putri raja. Ia juga selalu berangan-angan ingin menikah dengan salah seorang di antara mereka.
  • “Alangkah bahagianya aku jika mempunyai istri yang cantik. Tapi, mungkinkah aku dapat menikah dengan putri raja dengan kondisiku seperti ini”“ tanya I Laurang dalam hati.
  • “Ah, aku tidak boleh putus asa dan menyerah sebelum mencoba,” tambahnya dengan penuh semangat.
Keesokan harinya, ia pun memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya itu kepada kedua orang tuanya.
  • “Ayah, Ibu! Sekarang ananda sudah dewasa. Ananda ingin berumah tangga dan mempunyai keturunan,” ungkap I Laurang.
  • “Memang kamu mau menikah dengan siapa”“ tanya ibunya.
  • “Ananda ingin menikah dengan putri raja, Bu,” jawab I Laurang.
  • “Ha, dengan putri raja! Sungguh berat permintaanmu, Nak,” kata ayahnya dengan terkejut.
  • “Benar, Nak! Mana mungkin raja berkenan menerimamu sebagai menantunya dengan kondisi tubuhmu seperti ini,” tambah ibunya.
  • “Tapi, apa salahnya kita mencoba dulu, Bu. Bukankah putri raja itu ada tujuh orang dan cantik semua. Siapa tahu di antara mereka ada yang mau menikah denganku,” kata I Laurang mendesak kedua orang tuanya.
Setelah berkali-kali didesak, akhirnya kedua orang tua I Laurang pergi menghadap kepada sang Raja yang terkenal arif dan bijaksana itu untuk menyampaikan pinangan I Laurang.
“Ampun Baginda, jika kami yang miskin ini sudah lancang masuk ke istana yang megah ini. Maksud kedatangan kami adalah ingin menyampaikan pinangan anak kami kepada salah seorang putri Baginda,” jelas ayah I Laurang sambil memberi hormat.
Mendengar penjelasan itu, sang Raja pun tersenyum manggut-manggut sambil mengelus-elus jenggotnya yang sudah mulai memutih.
“Baiklah, kalau begitu! Aku akan menanyakan hal ini kepada tujuh putriku terlebih dahulu. Siapa di antara mereka yang bersedia menerima pinangan I Laurang,” kata Raja.
Setelah itu, Raja memerintahkan kepada Bendaharanya untuk mengumpulkan seluruh putrinya. Tidak berapa lama, ketujuh putri raja sudah berkumpul di ruang sidang. Raja kemudian menanyai satu per satu putrinya mulai dari yang sulung hingga kepada yang paling bungsu tentang pinangan I Laurang.
  • “Wahai, Putri Sulung! Bersediakah engkau menikah dengan I Laurang”“ tanya Raja.
  • “Maafkan Nanda, Ayah! Nanda tidak mau menikah dengan I Laurang. Masih banyak pangeran dan pemuda tampan yang sepadan dengan Nanda,” kata si Putri Sulung menolak pinangan I Laurang.
Selanjutnya, Raja bertanya kepada putri keduanya. Namun, jawabannya sama dengan jawaban yang diberikan oleh si Putri Sulung. Demikian pula putri-putrinya yang berikutnya, mereka memberikan jawaban penolakan terhadap pinangan I Laurang. Akan tetapi, ketika pertanyaan itu ditujukan kepada si Bungsu, ia pun menjawab:
  • “Ampun Ayahanda! Jika Ayahanda berkenan, Nanda bersedia menikah dengan I Laurang”.
  • “Baiklah, Putriku! Ayahanda akan merestui kalian. Pesta pernikahan kalian akan kita langsungkan tiga hari lagi,” kata Raja.
Mendengar jawaban si Putri Bungsu dan restu dari Raja, ayah dan ibu I Laurang sangat gembira. Dengan perasaan suka cita, mereka pun mohon pamit kepada Raja untuk segera menyampaikan berita gembira itu kepada I Laurang.  
  • “Benarkah Raja menerima pinanganku, Ibu”“ tanya I Laurang seakan-akan tidak percaya mendengar berita itu.
  • “Benar, Anakku! Putri bungsu Raja yang bersedia menikah denganmu,” jawab ibu I Laurang.
Setelah yakin pinangannya diterima, I Laurang langsung keluar dari kulit kepompong udangnya. Alangkah terkejutnya kedua orang tuanya saat melihat wajah anaknya.
  • “Waaah, ternyata kamu tampan dan gagah, Anakku!” seru ibunya dengan takjub sambil mengamati seluruh tubuh I Laurang dari ujung kaki hingga ke ujung rambut.
  • “Putri Bungsu pasti akan senang sekali mempunyai suami setampan kamu, Nak,” ujar ayah I Laurang.
Setelah itu, dengan ditemani ibunya, I Laurang pergi mencukur rambutnya yang sangat panjang, karena sejak kecil tidak pernah dipotong. Setiap bertemu warga di jalan, ibu I Laurang selalu ditanya tentang orang yang berjalan bersamanya.  
  • “Siapa lelaki tampan yang berjalan di sampingmu itu”“ tanya salah seorang warga kepada ibu I Laurang.
  • “Dia anakku, I Laurang, yang akan menikah dengan putri raja,” jawab ibu I Laurang.
Semua orang tercengang ketika mengetahui bahwa lelaki tampan itu adalah I Laurang. Selama ini, mereka mengenal I Laurang berwajah buruk seperti udang.

Saat pesta pernikahan berlangsung, seluruh keluarga istana terkejut melihat ketampanan I Laurang, terutama si Putri Bungsu dan keenam kakaknya. Mereka benar-benar tidak menyangka bahwa ternyata I Laurang seorang pemuda yang tampan. Berbeda dengan berita yang mereka dengar bahwa I Laurang itu buruk rupa seperti udang.

Si Putri Bungsu pun hidup berbahagia bersama I Laurang. Sementara keenam kakaknya iri hati dan dengki kepadanya. Mereka berniat merebut suami adiknya dengan cara mencelakai si Bungsu. Namun, niat jelek mereka diketahui oleh I Laurang. Oleh karena itu, I Laurang selalu menemani si Bungsu ke mana pun pergi, agar tidak diganggu oleh keenam kakaknya.

Pada suatu hari, I Laurang terpaksa harus meninggalkan istrinya, karena mendapat tugas dari aja untuk pergi berdagang ke daerah lain. Sebelum berangkat, I Laurang berpesan kepada istrinya.
  • “Dinda! Abang akan pergi berdagang ke negeri seberang. Dinda harus berhati-hati terhadap kakak-kakak Dinda. Rupanya mereka iri hati dan ingin mencelakaiDinda. Oleh karena itu, ambil dan bawalah pinang dan telur ini ke manapun Dinda pergi,” ujar I Laurang kepada istrinya.
  • “Baik, Kanda! Dinda akan selalu mengingat pesan Kanda,” jawab sang Putri Bungsu.
Setelah suami si Putri Bungsu berangkat, keenam kakaknya mengajaknya bermain ayunan di tepi laut. Si Bungsu pun menerima ajakan mereka tanpa ada rasa curiga sedikitpun. Sesampainya di tepi laut, mereka bergiliran diayun. Ketika giliran si Putri Bungsu diayun, mereka beramai-ramai mengayunnya dengan kencang.
“Kak, hentikan! Kepalaku sudah pening dan peruktu mual. Hentikan...!!!” teriak si Putri Bungsu dengan ketakutan.
Keenam kakaknya tidak menghiraukan teriakannya. Mereka justru mengayunnya lebih kencang sehingga si Putri Bungsu terlempar ke laut dan tenggelam. Melihat kejadian itu, keenam kakaknya bersorak gembira dengan perasaan puas. Setelah itu, mereka pun pulang ke istana melapor kepada Raja bahwa si Bungsu meninggal dunia karena dimakan ikan saat mandi di tepi laut. Maka tersebarlah berita bahwa istri I Laurang meninggal dunia karena dimakan ikan.

Sementara itu, berkat pertolongan Tuhan, si Putri Bungsu yang tenggelam di laut masih hidup. Ia pun teringat dengan buah pinang dan telur pemberian suaminya. Buah pinang itu ia tanam di dasar laut, sedangkan telurnya ia pecahkan. Lama-kelamaan pecahan telur menjadi besar dan masuklah ia ke dalamnya untuk berlindung.

Beberapa bulan kemudian, buah pinang yang ditanamnya itu tumbuh menjadi pohon besar dan tinggi, sehingga melebihi permukaan air laut. Selang beberapa minggu, si Putri Bungsu menjelma menjadi seekor ayam dan kemudian bertengger di atas pohon pinang. Setiap ada perahu yang lewat, ayam itu selalu berkokok dan bertanya tentang keberadaan suaminya.
“Kuk kuruyuk...!!! Di manakah suamiku I Laurang” Bunga Putih nama perahunya!”
Demikian yang terus dilakukan ayam itu setiap ada perahu lewat.

Pada suatu hari, dari jauh tampaklah sebuah perahu yang akan melewati tempat ayam itu bertengger. Ketika kapal itu sudah dekat, ayam itu berkokok dengan sekeras-kerasnya dan menanyakan keberadaan suaminya.
“Kuk kuruyuk...!!! Di manakah suamiku I Laurang”
Mendengar teriakan ayam itu, tiba-tiba seorang lelaki tampan keluar dari dalam kapal dan berdiri di anjungan.
“Aku I Laurang,” teriak lelaki tampan itu.
Kapal itu mendekati ayam yang sedang bertengger di atas pohon pinang. Saat kapal itu semakin dekat, ayam itu langsung terbang ke kapal sambil menangis.
“Bang! Ini aku Putri Bungsu, istrimu,” kata ayam itu.
I Laurang pun segera mengelus-ngelus ayam itu sambil mulutnya komat-kamit membaca mantra. Beberapa saat kemudian, atas kuasa Tuhan, ayam itu berubah kembali menjadi si Putri Bungsu. Kedua suami-istri itu berpelukan sambil menangis. Setelah itu, si Putri Bungsu menkisahkan semua peristiwa yang dialaminya hingga ia menjelma menjadi seekor ayam.
  • “Sudahlah, Dinda! Mari kita kembali ke istana. Tentu ayahanda, ibunda, serta keenam kakakmu sudah lama menunggumu,” ujar I Laurang kepada istrinya.
  • “Tapi, Bang! Bagaimana dengan keenam kakakku” Mereka pasti akan mencari cara lain untuk menyingkirkan Dinda, sehingga mereka bisa menikah dengan Abang,”  kata si Putri Bungsu dengan perasaan cemas.
  • “Dinda tidak usah khawatir. Abang mempunyai cara agar keenam kakak Dinda itu menjadi jera dan tidak akan mengganggu Dinda lagi,” ujar I Laurang menenangkan istrinya.
  • “Bagaimana caranya, Bang”“ tanya si Putri Bungsu penasaran.
  • “Dinda bersembunyi di dalam peti itu. Kemudian Abang memberi Dinda jarum besar. Jika ada yang memikul peti itu, maka tusuklah pundaknya,” jelas I Laurang.
  • “Baik, Bang!” jawab si Putri Bungsu sambil mengangguk-angguk.
Ketika kapal yang mereka tumpangi merapat di pelabuhan, seluruh keluarga istana datang menyambut kedatangan I Laurang, tidak terkecuali keenam kakak si Putri Bungsu. Mereka senang sekali I Laurang telah kembali. Dalam hati mereka bertanya-tanya siapa di antara mereka yang akan dipilih oleh I Laurang untuk menjadi istrinya. Oleh karena itu, mereka selalu berusaha mencari perhatian I Laurang. Ternyata I Laurang pun sudah memahami sikap dan gerak-gerik mereka.
“Barangsiapa di antara kalian yang mampu memikul peti itu sampai ke istana, maka dialah yang akan menjadi istriku,” ujar I Laurang sambil menunjuk peti yang berisi Putri Bungsu.
Mendengar pernyataan I Laurang itu, maka berlomba-lombalah mereka ingin mengangkat peti itu. Giliran pertama jatuh pada putri yang sulung. Dengan sekuat tenaga, ia mengangkat peti itu ke atas pundaknya. Namun, baru beberapa langkah berjalan, ia menghempaskan peti itu, karena tidak kuat menahan rasa sakit akibat terkena tusukan jarum di pundaknya. Putri Sulung gagal menjadi istri I Laurang. Selanjutnya giliran putri kedua yang mengangkat peti itu. Namun, baru beberapa meter berjalan, ia menjatuhkan peti itu, karena tidak mampu menahan rasa sakit di pundaknya. Demikian pula putri ketiga, keempat, kelima dan keenam, gagal memikul peti itu sampai ke istana.
“Oleh karena tidak seorang pun yang berhasil, maka kalian gagal menjadi istriku,” kata I Laurang dengan perasaan puas.
Setelah itu, I Laurang memerintahkan beberapa orang pengawal untuk mengikat peti itu dengan tali, lalu mengangkatnya beramai-ramai ke istana. Sesampainya di istana, I Laurang kemudian menjelaskan apa sebenarnya isi peti itu.
  • “Pengawal! Buka peti itu!” seru I Laurang kepada salah seorang pengawal.
  • “Baik, Tuan!” jawab pengawal itu.
Setelah peti terbuka, alangkah terkejutnya keenam putri raja tersebut, karena ternyata isi peti itu adalah si Putri Bungsu yang mereka kira sudah meninggal dunia. Oleh karena tidak kuat menahan rasa malu kepada adiknya dan I Laurang, keenam kakaknya itu berlari berhamburan. Putri Sulung berlari ke arah pintu, putri kedua dan ketiga berlari ke dapur, putri keempat dan kelima berlari keluar dari istana, dan putri keenam berlari ke dekat sumur.

Akhirnya, si Putri Bungsu pun diangkat menjadi Raja untuk menggantikan ayahnya, sedangkan keenam kakaknya menjadi pelayannya. Putri Sulung yang berlari ke arah pintu bertugas membuka dan menutup pintu; putri kedua dan ketiga yang berlari ke dapur bertugas memasak; putri keempat dan kelima yang berlari keluar istana bertugas menumbuk padi di lesung; dan putri keenam yang berlari ke dekat sumur bertugas mencuci. 

*****

Demikian kisah I LAURANG SI MANUSIA UDANG dari daerah Sulawesi Selatan, Indonesia. Kisah ini termasuk dongeng yang mengandung nilai-nilai moral. Salah satu nilai moral yang dapat diambil dari kisah di atas adalah akibat yang ditimbulkan dari sifat iri hati dan dengki. Sifat ini tergambar pada sikap dan perilaku keenam putri raja yang iri hati dan dengki kepada adiknya dan mencoba untuk membunuhnya.
Pelajaran yang dapat diambil dari kisah ini adalah bahwa sifat iri hati dan dengki dapat menimbulkan kebencian yang mengarah pada suatu tindakan kekerasan terhadap orang lain dan bahkan terhadap keluarga sendiri.
Dari kisah ini juga dapat diambil sebuah pelajaran bahwa orang-orang yang teraniaya akan selalu dilindungi oleh Tuhan Yang Mahakuasa.  Sebaliknya, orang yang suka iri hati dan dengki akan dibenci oleh Tuhan.
Pelajaran lain yang dapat dipetik dari kisah di atas bahwa jika kita berdoa kepada Tuhan, hendaknya lebih berhati-hati. Di samping itu juga, sebaiknya kita harus berlapang dada menerima semua pemberian Tuhan apapun bentuknya, karena terkadang di balik pemberian itu terdapat sebuah hikmah yang bermanfaat yang tidak pernah kita duga sebelumnya.

Agatha Nicole Tjang – Ie Lien Tjang © http://agathanicole.blogspot.co.id


BERSAHABAT DENGAN AGATHA NICOLE TJANG - IE LIEN TJANG

Show Comments: OR

0 komentar:

Post a Comment

Teman-Teman yang berkunjung pasti komentarnya juga baik. karena kita semua manusia baik-baik. Oleh karena itu Nicole bilang Salam Komen terbaik kepada semua.
Kalau Mau Contact Nicole di :
Em@il : ieliencang@gmail.com
Phone & SMS : +6287760129111
T E R I M A K A S I H - MATUR SUKME - THANK YOU

ARTIKEL & CERITA DAN KISAH LEGENDA RAKYAT TERBARU

  • NAMA MARGA KETURUNAN CINA DI INDONESIA DAN DUNIA
    Nama Marga Keturunan Cina adalah nama yang diekspresikan dengan karakter Han (Hanzi). Nama ini digunakan secara luas oleh warga negara Republik Rakyat Tiongkok, Republik Tiongkok, Hong Kong, Makau dan keturunan Cina di negara-negara lainnya. Nama Cina biasanya terdiri dari 2 karakter sampai 4 karakter, walaupun ada yang lebih dari 4 karakter, namun umumnya nama seperti itu adalah mengambil...
    Dec-21 - 2017 | 4 Comments | More »
  • PENGGEMBALA SAPI TUA dan TONGKAT AJAIB
    Seperti negara kita tercinta Indonesia, negara-negara lain pun mempunyai cerita-cerita legenda rakyat (folklore) yang menarik dan sarat akan makna dan pesan moral bagi kita. Negeri Tirai Bambu Tiongkok atau China juga memiliki beberapa cerita legenda rakyat salah satunya adalah KISAH PENGGEMBALA SAPI TUA DAN TONGKAT AJAIB. Dahulu kala, ada sebuah danau yang sangat jernih di Yunnan, China....
    Dec-21 - 2017 | No Comments | More »
  • ASAL MULA SELAT BALI
    Selat Bali adalah selat yang memisahkan antara Pulau Jawa dengan Pulau Bali. Untuk menyeberang dari Pulau Jawa ke Pulau Bali melalui Selat Bali ini, yang dihubungkan dengan layanan kapal ferry dengan Pelabuhan Gilimanuk di Pulau Bali dan Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi - Pulau Jawa. Alkisah, di Kerajaan Daha, Kediri, Jawa Timur, hiduplah seorang Brahamana (pendeta) yang bernama Empu...
    Dec-21 - 2017 | No Comments | More »
  • ASAL MUASAL UPACARA NANGLUK MERANA (MEMBASMI HAMA) KABUPATEN KARANGASEM
    Di Pulau Bali yang merupakan Pulau Dewata, terdapat tiga putra Batara Siwa yaitu Batara Gunung Agung, Batara Andakasa dan Batara Batur. Batara Batur setiap ada hama merusak tanamannya agar segera meminta maaf kepada Batara Gunung Agung dan Batara Andakasa ke laut. Di samping itu, Batara Batur juga diharapkan agar setiap tahun memohon maaf ke sana dengan melakukan upacara yang disebut...
    Dec-19 - 2017 | No Comments | More »
  • KISAH PUTRI CILINAYA
    Putri Cilinaya adalah seorang putri raja Kerajaan Daha yang mengingkari NAZAR-nya (Janji Suci Pada Tuhan Yang Maha Esa). Karena pengingkarannya itu sang putri diterbangkan oleh angin dan menjatuhkannya pada sebuah tempat, dimana tempat itu didiami oleh sepasang suami-istri yang kemudian memberi nama sang bayi putri tersebut dengan nama Cilinaya.  Alkisah pada zaman dahulu, tersebut...
    Dec-19 - 2017 | No Comments | More »
  • DONGENG KISAH BATU GOLOQ DI PULAU LOMBOK
    Batu Goloq adalah sejenis batu ceper yang terdapat di sebuah daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Batu ini diyakini oleh masyarakat setempat sebagai penyebab munculnya tiga nama tempat di daerah Nusa Tenggara Barat, yakni Desa Gembong, Dasan Batu, dan Montong Teker. Alkisah, di daerah Padamara dekat Sungai Sawing, Nusa Tenggara Barat, Indonesia, ada sepasang suami-istri...
    Dec-19 - 2017 | No Comments | More »
  • KISAH WINANGSIA, PUTRI RATNA AYU WIDERADIN YANG DISIA-SIAKAN
    Pada jaman dahulu kala, di pulau lombok Nusa Tenggara Barat, berdiri sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Raja Indrapandita. Raja itu memiliki sembilan putri yang cantik-cantik. Putri sulungnya bernama Denda Wingi, sedangkan si bungsu bernama Ratna Ayu Wideradin. Dari kesembilan putri raja tersebut, si bungsulah yang paling cantik dan mempesona. Maka, tidak mengherankan jika si bungsu menjadi...
    Dec-15 - 2017 | 1 Comment | More »

ARTIKEL & CERITA DAN KISAH LEGENDA RAKYAT POPULER

  • CERITA BATU BALAI
    15.09.2017 - 0 Comments
    Batu Balai adalah sebuah batu besar yang menyerupai kapal yang terletak sekitar 3,5 kilometer sebelah utara Mentok, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka-Belitung, Indonesia. Batu berukuran ukuran 8 x 6 dan tinggi 5 meter ini sangat melegenda di kalangan masyarakat setempat. Menurut cerita, keberadaan Batu Balai ini disebabkan oleh sebuah peristiwa mengerikan yang pernah terjadi di daerah…
  • LEGENDA MASJID TERATE UDIK
    07.10.2017 - 0 Comments
    Masjid Terate Udik  adalah nama sebuah masjid yang terletak di Kampung Terate Udik, Desa Masigit, Kecamatan Cilegon, Kota Cilegon, Provinsi Banten. Masjid ini termasuk salah satu tempat ibadah umat Islam yang dikeramatkan oleh masyarakat Cilegon dan sekitarnya. Menurut cerita, bangunan masjid ini tidak bisa diabadikan oleh kamera ataupun sejenisnya karena hasilnya tidak pernah jadi atau…
  • KISAH
    06.09.2013 - 0 Comments
    Pada dahulu kala di jaman kerajaan, di sebuah kampung Payangan, Gianyar Pulau Dewata  Bali, hiduplah seorang pemuda tampan bernama I Ceker Cipak. Ia tinggal bersama ibunya di sebuah gubuk di pinggir kampung. Ia dan ibunya sangat teguh memegang dan menjalankan dharma (Dharma adalah menjalankan kebenaran atau kewajiban dalam agama Hindu) Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, ibu dan anak…
  • KISAH TOPENG DAN PESTA ROH
    02.12.2017 - 0 Comments
    Topeng merupakan media atau alat utama yang digunakan oleh orang-orang Suku Asmat di Papua dalam upacara yang disebut Pesta Roh atau Pesta Topeng. Dalam istilah orang Asmat, pesta ini disebut dengan mamar atau bunmar pokbui. Pesta Roh ini bertujuan untuk memperingati roh keluarga dekat yang telah meninggal dunia. Menurut cerita, upacara mamar bermula dari sebuah peristiwa yang dialami oleh…
  • KISAH PUTRI KANDITA
    21.09.2017 - 0 Comments
    Putri Kandita adalah putri Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pakuan Pajajaran, Bogor, Jawa Barat. Selain parasnya yang cantik, ia juga memiliki sifat arif dan bijaksana. Itulah sebabnya, ia sangat disayang oleh ayahnya dan dicalonkan sebagai penerus tahta kerajaan. Rupanya, perlakuan Prabu Siliwangi terhadap Putri Kandita tersebut menimbulkan kecemburuan dari para selir dan putra-putri sang Prabu…

ADHI MEKAR INDONESIA "AMI SCHOOL" DENPASAR BARAT, BALI

 
  • AGATHA NICOLE © 2017 | Modified By YURI | Powered By BLOGGER | KEDAI LOMBOK