Burung bayan (eclectus roratus) adalah salah satu jenis burung paruh-bengkok berukuran sedang, dengan panjang sekitar 43 cm. Keistimewaan yang dimiliki burung ini adalah bulunya sangat indah, suaranya sangat merdu, dan pandai berbicara.
Selain itu, burung ini juga memiliki keistimewaan yang jauh lebih bernilai dibandingkan dengan keistimewaan lainnya seperti yang disebutkan di atas. Konon, di daerah Riau, Indonesia, ada seekor burung bayan yang sangat cerdik dan sakti, kotorannya bisa berubah menjadi emas. Burung bayan itu adalah milik seorang laki-laki miskin, yang akrab di panggil si Penggetah.
Karena kesaktiannya, maka Raja Helat yang sedang memerintah saat itu berkinginan untuk memiliki burung bayan yang sakti itu.
***
Alkisah, di pinggir hutan belantara, terdapatlah sebuah rumah yang dihuni oleh keluarga miskin. Karena kerja si Miskin setiap hari adalah menggetah burung,
menggetah burung adalah membuat perangkap untuk menangkap/menjerat burung dengan cara memberi getah yang sangat lengket, pada dahan-dahan pohon sehingga burung yang hinggap akan lengket terjerat.
maka penduduk sekitar memanggilnya Si Penggetah. Burung-burung hasil getahannya tersebut ia jual di kampung tetangga, tak jauh dari rumahnya. Karena si Penggetah mengetahui Burung Bayan memiliki bulu dan suara yang indah dan pandai berbicara, maka ia berkeinginan untuk menggetah Burung Bayan.
Suatu hari, setelah si Miskin mempersiapkan segala keperluan untuk menggetah, berangkatlah ia ke dalam hutan belantara. Tak lama kemudian, ia pun menemukan sebuah pohon yang menurutnya sangat strategis untuk memasang getah. Setelah memasang getah di ranting kering pada pohon itu, ia kemudian menunggu di bawah pohon. Sambil berharap burung Bayan yang diidamkannya terkena getah, ia mengucapkan janji dalam hati,
“Jika aku berhasil mendapatkan Burung Bayan, maka aku akan memberinya sangkar emas.”
Benarlah, ketika siang menjelang, burung Bayan terperangkap pada getah yang telah dilekatkan si Penggetah di ranting pohon. Burung itu dibersihkan si Penggetah dengan minyak, hingga bulunya nampak indah mengkilat. Lalu diambilnya sangkar kayu yang telah disiapkannya. Sambil memasukkan burung itu ke dalam sangkar, si Penggetah berkata,
“Burung Bayan, sebenarnya aku berjanji apabila berhasil mendapatkanmu, akan aku beri sangkar emas. Tapi, tahulah kau, jangankan emas, uang pun aku tak punya, karena aku sangat miskin,” kata si Penggetah dengan nada iba.
Tiba-tiba burung Bayan itu menjawab,
- “Kalau kau memang menginginkan emas, tampunglah kotoranku. Kotoran itu nantinya akan menjadi emas.” Mendengar jawaban Burung Bayan, si Penggentah tersentak kaget.
- “Ah, yang benar saja, Bayan! Kalau begitu, aku akan mengumpulkan semua kotoranmu,” sahut si Penggetah dengan semangatnya.
Setelah beberapa hari si Penggetah mengumpulkan kotoran, maka berubahlah kotoran itu menjadi butiran emas. Si Penggetah lalu menjual emas itu dan membelikan sangkar emas untuk si Bayan. Kesaktian Burung Bayan itu terdengar oleh seluruh penduduk negeri. Hingga suatu hari, kabar itu sampai ke telinga Raja Helat, seorang raja yang tamak.
Maka diperintahnyalah seorang utusan istana bernama Bujang Selamat untuk pergi ke rumah si Penggetah. Alangkah terkejutnya si Penggetah melihat utusan istana datang ke gubuk reyotnya.
“Waduh, gawat! Ada apa utusan istana datang ke sini. Jangan-jangan si Bayan mau dibawa ke istana,” gumam si Penggetah dengan cemasnya.
Melihat raut wajah si Penggetah yang pucat, Bujang Selamat kemudian menenangkan hati si Penggetah dan berkata,
“Janganlah engkau takut, Penggetah, aku datang hanya untuk menyampaikan titah raja.” Dengan hati-hati, si Penggetah bertanya, “Titah apa yang hendak tuan sampaikan kepadaku?”.
Bujang Selamat kemudian menjelaskan maksud kedatangannya,
“Baginda Raja tahu engkau memiliki burung yang pandai bicara dan kotorannya bisa menjadi emas. Untuk itulah aku ke sini, karena Baginda Raja ingin memilikinya.”
Mendengar penjelasan Bujang Selamat, si Penggetah menjadi bingung. Belum sempat dia menjawab, Bujang Selamat berkata lagi,
“kau jangan khawatir, karena kami akan menggantinya dengan uang atau barang yang kau inginkan. Tapi kalau kau menolaknya, maka kami akan mengambilnya dengan paksa,” lanjut Bujang Selamat.
Si Penggentah hanya diam mendengar penjelasan Bujang Selamat. Dia berpikir bagaimana cara yang baik untuk menolak, karena si Penggetah tahu benar sifat Raja Helat yang terkenal kejam itu. Maka dengan hati-hati, dia berkata kepada Bujang Selamat,
“Begini saja Bujang Selamat, supaya adil, bagaimana kalau kita tanyakan kepada si Bayan, apakah dia mau dibawa ke istana Raja Helat?” bujuk si Penggetah.
Setelah menimbang-nimbang, Bujang Selamat setuju dengan tawaran si Penggetah. Lalu ditanyalah si Bayan:
“Hai Bayan, engkau telah mendengar sendiri pembicaraan kami, maka maukah engkau dibawa ke istana Raja Helat?” tanya si Penggetah.
Burung Bayan melihat kepada Bujang Selamat, lalu dengan tegas menjawab:
- “Hai Bujang Selamat, aku mau bertuankan Raja Helat asalkan dia mau memenuhi syaratku,” kata si Bayan.
- “Apa syaratnya?” tanya Bujang Selamat.
- “Syaratnya, sebelum Raja menjadi tuanku, maka Raja Helat harus mendengarkan ceritaku. Sebelum ceritaku selesai, aku tidak boleh berpindah tuan,” tegas Si Bayan.
Syarat yang diberikan si Bayan tidaklah sulit. Tanpa berpikir panjang Bujang Selamat pun setuju.
“Kalau begitu, baiklah,” kata Bujang Selamat.
Setelah sepakat, mereka pun membawa si Bayan ke istana. Sesampainya di istana, si Bayan mulai bercerita di hadapan Raja Helat dan keluarga istana. Cerita-cerita yang dirangkainya sangat menarik, sehingga Raja Helat terpesona dan selalu meminta Si Bayan terus bercerita. Karena Si Bayan ini adalah burung yang cerdik, maka untuk setiap cerita yang diminta raja, ia selalu meminta syaratnya dipenuhi.
Selain itu, si Bayan juga mengajukan permintaan kepada Raja Helat. Untuk setiap cerita yang diberikannya, Raja harus mengganti dengan segantang (setara dengan 4 kg) emas murni serta makanan dan minuman.
Raja Helat pun tidak keberatan, semua yang diminta Si Bayan selalu dipenuhi saat itu juga. Si Bayan lalu memberikan emas, makanan, dan minuman tersebut kepada Si Penggetah. Si Bayan yang cerdik itu selalu membuat cerita yang dituturkannya panjang dan bersambung, maka tanpa terasa sudah berminggu-minggu ia bercerita di hadapan Raja Helat, keluarga istana, dan rakyat negeri. Emas, makanan, dan minuman yang diterima si Penggetah pun semakin banyak.
Sebagian dia simpan, dan sebagian lainnya ia bagikan kepada rakyat yang miskin. Begitulah seterusnya setiap hari, sampai gudang kerajaan tempat menyimpan emas, makanan, dan minuman menjadi kosong. Sekarang, raja yang kejam itu sudah tidak mempunyai apa-apa lagi.
Akibatnya, rakyat sudah tidak percaya lagi kepadanya. Kekayaan yang seharusnya dibagikan kepada rakyatnya yang miskin, tak pernah dilakukannya. Selama ini Raja Helat menimbun kekayaan untuk dinikmati sendiri bersama keluarganya.
Akhirnya Raja Helat berhasil ditumbangkan dan diturunkan tahtanya oleh si Burung Bayan, si Penggetah, dan rakyat negeri. Si Penggetah kemudian diangkat oleh seluruh rakyat sebagai Raja, sedangkan si Bayan diangkat menjadi penasehat raja.
Sejak negeri itu diperintah oleh si Penggetah, rakyatnya hidup damai, makmur dan sejahtera. Dari cerita di atas, dapat dipetik hikmahnya bahwa raja yang tamak dan tidak menyejahterakan rakyatnya, suatu hari akan ditumbangkan oleh rakyatnya sendiri. Raja yang adil dan bijaksana selalu dicintai dan didukung rakyatnya.
ILMU PENGETAHUAN
Nuri bayan atau Bayan (Eclectus roratus) adalah burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 43cm, dari salah satu genus burung paruh-bengkok Eclectus. Burung ini sangat berbeda dengan burung paruh-bengkok lainnya. Pada awalnya, ahli burung di Eropa mengira Nuri bayan jantan dan betina adalah dua spesies yang berbeda. Ini disebabkan karena perbedaan warna bulu yang mencolok antara jantan dan betina.
Eclectus parrot ( Eclectus roratus ) adalah burung beo asli ke Kepulauan Solomon , Sumba , New Guinea dan pulau-pulau terdekat, timur laut Australia dan Kepulauan Maluku (Maluku). Hal ini biasa dalam keluarga burung beo untuk ekstrim dimorfisme seksual dari warna bulu tersebut; laki-laki memiliki bulu hijau zamrud sebagian besar cerah dan perempuan / bulu merah biru dan ungu sebagian besar cerah. Joseph Forshaw , dalam bukunya Parrots of the World, mencatat bahwa Ahli Ornitologi Eropa pertama yang melihat beo Eclectus pikir mereka dari dua spesies yang berbeda. Populasi besar burung beo ini tetap, dan mereka kadang-kadang dianggap hama karena memakan buah dari pohon. Beberapa populasi dibatasi ke pulau-pulau yang relatif kecil comparably langka. Bulu terang mereka juga digunakan oleh suku asli asli di New Guinea sebagai dekorasi.
Taksonomi/Ciri-ciri
Nuri bayan jantan memiliki bulu hijau, bawah sayap dan sisi dada berwarna merah dan biru, dan kaki berwarna abu-abu kehitaman. Paruh atas berwarna jingga kemerahan dengan ujung kuning, paruh bagian bawah berwarna hitam. Burung betina memiliki bulu merah, dada dan punggung biru keunguan, dan paruh berwarna hitam. Umumnya, betina berukuran lebih kecil dari jantan.
Makanan burung ini adalah aneka buah-buahan, kacang, dan biji-bijian. Burung ini bersarang di dalam lubang pohon. Betina biasanya menetaskan dua butir telur berwarna putih.
Ahli Ornitologi biasanya mengklasifikasikan burung beo Eclectus sebagai anggota suku Psittaculini dalam keluarga Psittacidae pesanan Psittaciformes. Namun, beberapa pemikiran baru-baru ini menunjukkan bahwa ada banyak kesamaan antara burung beo Eclectus dan lorini suku.
Sir D'Arcy Wentworth Thompson mencatat ada kesamaan dalam tengkorak antara burung beo Eclectus dan anggota dari The Eclectus beo adalah yang paling dimorfik seksual dari semua spesies burung beo. Kontras antara bulu hijau zamrud cemerlang laki-laki dan merah / bulu ungu betina begitu ditandai bahwa kedua burung itu, sampai awal abad 20, dianggap spesies yang berbeda.
Meskipun Eclectus beo adalah satu-satunya spesies yang masih ada dalam genus Eclectus , fosil yang tersisa dari spesies lain, Oceanic Eclectus parrot ( Eclectus infectus ), telah ditemukan di arkeologi situs di pulau Tonga dan Vanuatu .
Spesies mungkin ada di Fiji juga. E. infectus memiliki sayap secara proporsional lebih kecil dari burung beo Eclectus. Spesies menjadi punah setelah kedatangan manusia 3000 tahun yang lalu, mungkin karena faktor manusia (hilangnya habitat, spesies dikenali ).
Subspesies
Ada sembilan (mungkin lebih) subspesies burung beo Eclectus, meskipun spesies secara keseluruhan kebutuhan peninjauan. Akses ke beberapa daerah di mana spesies terjadi sulit karena alasan geografis atau politik, dan karenanya observasi lapangan telah terbatas. Selain itu, banyak kulit dikumpulkan di bagian awal abad ke-19 dan telah memburuk dalam beberapa museum. Namun, sebagian besar kulit Eclectus di museum AS berada dalam kondisi baik. Di penangkaran di Amerika Serikat, beberapa subspesies yang paling umum adalah Pulau Solomon, yang Vosmaer ini, dan New Guinea Merah-sided.
- Eclectus roratus roratus , dikenal sebagai Grand Eclectus , ditemukan di Buru , Seram , Ambon , Saparua dan Haruku di selatan Kepulauan Maluku . Subspesies dimulai intergrading dengan ras vosmaeri di Seram.
- Eclectus roratus vosmaeri , dikenal sebagai Vosmaer ini Eclectus atau Vos Eclectus , awalnya digambarkan oleh Rothschild. Lebih besar dalam ukuran dari subspesies mencalonkan dengan lebih kuning di bulu tersebut, ditemukan di pulau-pulau di Maluku Utara provinsi. Laki-laki memiliki lebih kuning-kencang bulu pada kepala dan leher. Ekor biru dan memiliki perbatasan kuning lemon pucat kecil. Perempuan adalah cerah merah di kepala, punggung dan sayap. Bulu undertail nya berwarna kuning dan ada setidaknya satu inci dari ujung ekor kuning murni cerah.
- Eclectus roratus cornelia , dikenal sebagai Pulau Sumba Eclectus beo , dibatasi untuk Sumba pulau di Kepulauan Sunda Kecil . Juga lebih besar dari mencalonkan itu, laki-laki adalah warna pucat hijau secara keseluruhan dan memiliki ekor biru. Betina memiliki bulu merah semua, kecuali untuk pendahuluan yang merupakan biru gelap. Hal itu dijelaskan oleh Bonaparte.
- Eclectus roratus riedeli , dikenal sebagai Tanimbar Islands Eclectus beo , ditemukan di Kepulauan Tanimbar . Hal ini lebih kecil dari ras mencalonkan. Laki-laki yang memiliki semburat kebiruan lebih ke pipi hijau dan leher, dan ekor yang bermata dengan pita lebar kuning. Betina memiliki bulu merah semua, kecuali pendahuluan biru royal dan pita lebar kuning ke tepi ekor.
- Eclectus roratus polychloros , dikenal sebagai New Guinea merah-sided Eclectus beo , disebut oleh Scopoli. Lebih besar dari ras mencalonkan. Bulu hijau laki-laki hanya memiliki semburat kuning sedikit dan ekor berujung dengan sebuah band kuning setengah inci. Bulu ekor pusat adalah yang hijau dan lateral biru dan hijau. Hal ini secara luas didistribusikan dari Kepulauan Kai dan pulau-pulau barat Papua Barat provinsi di barat, di pulau New Guinea ke Trobriands , D'Entrecasteaux Kepulauan , dan Louisiade Nusantara ke timur. Hal ini juga telah diperkenalkan ke Kepulauan Goram, Indonesia.
- Eclectus roratus macgillivrayi , dikenal sebagai burung beo Eclectus Australia , disebut oleh Gregory Mathews pada tahun 1912. Hal ini ditemukan di ujung Cape York Peninsula . Menyerupai polychloros tapi lebih besar secara keseluruhan.
- Eclectus roratus solomonensis , dikenal sebagai Pulau Solomon Eclectus beo , menyerupai polychloros tetapi lebih kecil secara keseluruhan dengan tagihan yang lebih kecil dan lebih pucat oranye di rahang atas laki-laki. Hijau jantan memiliki warna yang lebih kuning, sangat mirip dengan hijau vosmaeri tersebut.
Subspesies meragukan
- Burung beo eclectus pulau Aru (Eclectus roratus aruensis) - Sementara beberapa orang percaya burung ini diragukan lagi berlaku dari polikloros yang lain percaya bahwa itu adalah subspesies yang berbeda, karena kuning kaya di ujung ekor jantan sering diinfus dengan warna pink, oranye atau merah cerah. Pada titik ini, tidak ada eklectus jantan pada subspesies lain yang telah dijelaskan dengan jenis pewarna bulu ekor ini. Spesimen eclectus Pulau Aru juga lebih besar dari polikloros, yang seringkali memiliki berat 100 gram atau lebih dari polikloros.
- Burung beo eclectus Biak Eclectus (Eclectus roratus biaki) - Sementara beberapa orang percaya bahwa eklectus Biak diragukan dari polikloros yang lain percaya bahwa itu adalah subspesies yang berbeda karena perbedaan ukuran, vokalisasi dan perbedaan perilaku.
- Burung beo eclectus Westerman (Eclectus roratus westermani) - Banyak spesimen museum telah memotong sayap dan ekor yang terpotong dan tidak ada keseragaman dalam pewarnaan spesimen betina, yang menunjukkan kemungkinan spesimen ini adalah burung unggas yang dibiakkan silang. Namun, Joseph Forshaw meragukan itu adalah penyimpangan, dan statusnya tetap tidak jelas. Jika pernah ada, itu punah hari ini.
Penjelasan
Burung beo eclectus tidak bisa dikelompokkan dalam keluarga burung beo karena dimorphism seksualnya yang tampak jelas dalam warna bulu. Burung beo ekor pendek bertubuh gempal, berukuran sekitar 35 cm (14 in). Laki-laki kebanyakan berwarna hijau terang dengan semburat kuning di kepala. Ini memiliki pendahuluan biru, dan panggul merah dan kafan underwing. Ekornya beringsut dengan pita kuning krem yang sempit, dan berwarna abu-abu gelap dengan kuning krem di bawahnya, dan bulu ekor berwarna hijau terpusat dan lebih biru saat mereka menuju ke tepinya. Wanita grand eclectus kebanyakan berwarna merah terang dengan warna lebih gelap di bagian belakang dan sayapnya. Kafan mantel dan underwing berwarna gelap ke warna yang lebih ungu, dan sayapnya beringsut biru muda. Ekornya beringsut dengan oranye kekuning-kuningan di atas, dan lebih oranye diberi warna kuning di bawahnya. Mandibula bagian atas dari pria dewasa berwarna oranye pada dasar yang memudar sampai kuning ke arah ujungnya, dan mandibula bawahnya berwarna hitam. Paruhnya wanita dewasa semuanya hitam. Orang dewasa memiliki irisan kuning sampai oranye dan remaja memiliki iris coklat gelap sampai hitam. Mandaris atas remaja laki-laki dan perempuan berwarna coklat pada dasar yang memudar sampai kuning ke arah tepi yang menggigit dan ujungnya.
Uraian di atas adalah untuk uraian nominasi. Perut dan tengkuk betina berwarna biru pada sebagian besar subspesies, perut ungu dan tengkuk di subspesies (roratus) dan perut lavender dan tengkuk di subspesies (vosmaeri) dari Kepulauan Maluku utara dan tengah, dan perut merah dan tengkuk di subspesies Dari Sumba dan Kepulauan Tanimbar (cornelia dan riedeli). Betina dari dua subspesies memiliki pita kuning yang lebar di ujung ekor, riedeli dan vosmaeri yang juga memiliki tembikar kuning. Vosmaeri wanita menampilkan warna merah terang dari semua subspesies, baik di kepala dan tubuh.
Makanan
Pola makan eclectus di alam liar terdiri dari buah-buahan, buah ara liar, kacang mentah, kuncup bunga dan daun, dan beberapa biji. Di penangkaran, mereka akan memakan sebagian besar buah-buahan termasuk mangga, buah ara, jambu, pisang, melon, buah batu, anggur, buah sitrus, pir, apel, delima dan pepaya (pawpaw). Eclectus memiliki saluran pencernaan yang luar biasa panjang dan inilah mengapa memerlukan makanan serat tinggi. Di penangkaran burung beo eclectus memang mendapat manfaat dari berbagai buah dan sayuran segar, sayuran hijau seperti endive dan dandelion, serta berbagai jenis benih, termasuk semprotan millet, dan beberapa kacang seperti kacang almond dan kacang kenari yang dikupas.
Pembiakan
Di habitat aslinya, sarang eclectus berada dalam cekungan di hutan hujan besar yang muncul. Cekungan yang sesuai adalah premium dan ayam betina akan dengan giat mempertahankan lokasi bersarangnya yang dipilih dari wanita lain (mungkin bahkan berjuang sampai mati), tinggal tinggal di 'pohonnya' hingga 11 bulan dalam setahun, jarang menyimpang dari pintu masuk ke Dia berongga dan mengandalkan beberapa laki-laki untuk memberinya makan melalui regurgitasi. Laki-laki dapat melakukan perjalanan hingga 20 km untuk mencari makan dan sampai lima laki-laki secara teratur menyediakan makanan untuk masing-masing perempuan, masing-masing bersaing dengan yang lain karena kasih sayang dan hak untuk membujuk anak-anaknya. Tidak seperti spesies burung beo lainnya, ekor burung beo eclectus adalah betina poligynandrous yang dapat kawin dengan beberapa pelamar pria dan laki-laki dapat melakukan perjalanan dari tempat bersarang ke tempat bersarang untuk dikawinkan dengan beberapa betina. Strategi pemuliaan yang unik ini mungkin menjelaskan dimorfisme seksual yang diucapkan oleh eclectus, karena perempuanlah yang harus tetap mencolok saat masuk ke lubang sarang, (untuk mengiklankan kehadirannya di lubangnya kepada laki-laki dan perempuan saingannya), tapi juga Tersembunyi saat berada di kedalaman sarang, karena warna merah menyembunyikannya dengan baik di kegelapan. Laki-laki terutama warna hijau cemerlang, yang menawarkan kamuflase di antara pepohonan sambil mencari makan. Namun, bulu dari kedua jenis kelamin tampak spektakuler bila dilihat dalam spektrum ultraviolet, kemampuan yang predator seperti elang dan burung hantu kurang.
Dua telur putih 40,0 mm × 31,0 mm (1,57 in × 1,22 in) diletakkan, yang diinkubasi selama 28-30 hari. Muda muda berusia sekitar 11 minggu. Meskipun burung beo eclectus dapat mencapai kematangan seksual lebih awal atau lambat, biasanya mereka bisa mencapai usia antara 2-3 tahun. Ayam Eclectus memiliki naluri keibuan yang kuat, yang ditampilkan di penangkaran di mana mereka terus-menerus mencari tempat bersarang yang mungkin, memanjat ke dalam lemari, laci dan ruang di bawah perabotan dan menjadi sangat posesif dan defensif terhadap lokasi ini. Ayam betina yang tidak berpasangan bisa terus menelurkan telur infertil dengan sedikit dorongan di musim semi. Hal ini sering mungkin untuk menempatkan telur yang ditinggalkan dari spesies burung beo lainnya di bawah ayam eclectus yang merenung, yang akan segera dia terima dan kemudian dengan senang hati mengerami sampai menetas dan bahkan membesarkan anak ayam yang menetas sampai pada titik dikeluarkan dari sarangnya. Betina dewasa dengan cekungan sarang yang malang sering melakukan pembunuhan bayi terhadap laki-laki, jika mereka menghasilkan anak laki-laki dan perempuan perempuan. Rongga sarang yang tidak adekuat memiliki kebiasaan membanjiri hujan deras, menenggelamkan anak ayam atau telur di dalamnya. Ini melaporkan bahwa pembunuhan bayi dalam pasangan liar mungkin merupakan akibat dari penyebab lain, karena perilaku ini tidak diamati pada pasangan yang tertawan dimana ayam jantan secara selektif membunuh anak ayam jantan.
Kebiasaan Pembiakan
Burung beo Eclectus adalah salah satu burung yang lebih populer disimpan di penangkaran, seperti induk atau tangan yang dipelihara. Tidak seperti banyak spesies burung beo lainnya, mereka relatif mudah berkembang biak namun sulit untuk diberi pakan. Eclectus di penangkaran membutuhkan sayuran yang tinggi beta karoten, seperti kentang manis ringan, rumpun brokoli segar, dan jagung segar rebus. Sayuran segar seperti dandelion endif atau komersial sangat penting dalam memberikan kalsium dan nutrisi lainnya. Seperti semua burung peliharaan lainnya, mereka seharusnya tidak diberi makanan alpukat, coklat, atau makanan cepat saji berlemak tinggi seperti kentang goreng atau makanan olahan manusia olahan seperti pizza. Burung beo tidak dapat mencerna laktosa dalam susu. Spray millet adalah salah satu item benih yang mereka nikmati, meskipun makanan eclectus biasanya mengandung benih lebih sedikit daripada burung lainnya. Beragam kacang dan kacang polong yang direndam dan dimasak, bersama dengan nasi merah, yang disediakan dalam jumlah terbatas membantu menyediakan protein. Kacang-kacangan dan biji-bijian menyediakan vitamin E, namun harus dibatasi untuk menghindari terlalu banyak lemak dalam makanan, karena burung beo eclectus bisa menjadi gemuk.
Eclectus yang tertangkap dapat rentan terhadap kejang otot yang dikenal sebagai toe-tapping dan wing flipping. Sementara semua penyebabnya tidak jelas, penyebab utamanya adalah ketidakseimbangan kimiawi pada vitamin dan mineral Yang menghambat pengambilan kalsium, yang sering terjadi setelah memberi makan makanan komersial atau sebagian besar pelet dalam makanan. Pergerakan ini belum terlihat di alam liar. Penyebab potensial meliputi konsumsi pelet atau makanan lain yang terlalu diperkaya dengan vitamin buatan manusia atau secara artifisial, atau bahkan dehidrasi sederhana. Dr . Debra McDonald, peneliti nutrisi unggas, telah membahas efek vitamin A buatan manusia pada pengambilan kalsium. Makanan makanan yang dibentengi atau artifisial juga dapat menyebabkan reaksi alergi pada beberapa individu, termasuk gatal parah yang menyebabkan kerusakan pada bulu dan kulit. Burung beo Eclectus pada umumnya adalah burung yang tenang di penangkaran, menampilkan sifat termenung saat menghadapi barang atau situasi baru, yang dapat menimbulkan kesan salah bahwa spesies tersebut 'kusam'. Eklektik mungkin juga menunjukkan sifat yang lebih neofobia daripada spesies burung pendamping lainnya. Burung beo Eclectus rentan terhadap kerusakan bulu (memetik, menarik, memotong dan atau menusuk) di penangkaran. Penyebabnya bisa sulit dijabarkan, namun makanan umumnya menjadi penyebab utama, bersamaan dengan kegagalan memberi kayu lunak bertengger untuk dikunyah, dengan masalah kesehatan dan perubahan hormonal dianggap sebagai penyebab tambahan, begitu pula kliping bulu sayap utama sehingga Ujung potong mengiritasi sisi burung. Setelah perilaku ini dimulai, hampir tidak mungkin berhenti kecuali penyebabnya telah ditangani. Seringkali hanya penghalang mekanis (e-collar) yang berhasil menjaga burung beo yang menderita karena benar-benar melucuti semua kecuali kepala bulunya. Spesies penangkar lainnya yang rentan terhadap perilaku ini adalah kakatua, abu-abu Afrika, dan sampai batas tertentu macaw. Banyak burung beo eclectus di penangkaran di Australia tampaknya merupakan hibrida antara subspesies polychloros dan solomonensis, karena Kebun Binatang Taronga Sydney memiliki kawanan burung ini di kandang burung besar beberapa tahun yang lalu. Spesimen subspesies Australia macgillivrayi baru saja memasuki pasar aviculture di Australia dan harganya lebih mahal. Umur rata-rata ekor burung beo eclectus di penangkaran tidak diketahui, karena burung-burung ini tidak dipelihara dalam jumlah besar sampai tahun 1980an. Beberapa sumber menganggap umurnya 30 tahun. Usia panjang yang dapat diandalkan untuk spesies ini adalah 28,5 tahun, namun umur 40,8 tahun juga telah dilaporkan.
Ancaman
Nuri bayan masih banyak ditemui di habitatnya, namun hilangnya habitat hutan dan penangkapan liar yang terus berlanjut untuk perdagangan, mengancam keberadaan burung ini dan spesies lainnya pada masa yang akan datang. Nuri bayan dievaluasikan sebagai beresiko rendah di dalam IUCN Red List.
Nuri bayan telah dilindungi oleh undang-undang R.I no 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya dengan dimasukkannya sebagai daftar lampiran pada Peraturan pemerintah no 7 tahun 1999 tentang pengawetan jenis tumbuhan dan satwa liar.
setiap tahunnya sekitar 10.000 ekor burung paruh bengkok ditangkap dari kawasan Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara, dan Papua untuk diperdagangkan. Burung paruh bengkok tersebut bukan hanya diperdagangkan di tingkat domestik, namun juga diselundupkan ke Philipina. Burung paruh bengkok yang ditangkap dari Halmahera Utara tersebut terdiri dari jenis kakatua putih (Cacatua alba), kasturi ternate (Lorius garrulus), nuri bayan (Eclectus roratus) dan nuri kalung ungu (Eos squamata). (Agatha Nicole Tjang – Ie Lien Tjang © http://agathanicole.blogspot.co.id)