Daftar Cerita Legenda Rakyat

ASAL USUL PERAYAAN KUE BULAN/MOON CAKE - GWEE PIA - TIONG CHIU PIA


Halloyee.... Hari ini tanggal 19 September 2013, Nicole dan keluarga merayakan perayaan kue bulan, sebenarnya sih Nicole juga belum ngerti banget apa sih perayaan kue bulan itu ? terus Mami Nicole cerita tentang sejarahnya perayaan kue bulan itu, cuma lebih lengkapnya Nicole banyak baca dari berbagai sumber literatur yang membahas tentang Perayaan Kue Bulan itu.  Dari pencarian itu Nicole bagi ke teman-teman, sebagai berikut :

Menurut Om Wiki (wikipedia - red) yang tertulis di http://id.wikipedia.org/wiki/Kue_bulan , yang menjelaskan,  bahwa Kue bulan (Hanzi : 月餅, pinyin : yuèbǐng) adalah penganan tradisional Masyarakat Tionghoa yang menjadi sajian wajib pada perayaan Festival Musim Gugur setiap tahunnya. Di Indonesia, kue bulan biasanya dikenal dalam Bahasa Hokkian-nya, gwee pia atau tiong chiu pia. Sedangkan dalam bahasa Hakka / Khek- nya, yaitu " Nyekh Ppyang ".

Kue bulan tradisional pada dasarnya berbentuk bulat, melambangkan kebulatan dan keutuhan. Namun seiring perkembangan zaman, bentuk-bentuk lainnya muncul menambah variasi dalam komersialisasi kue bulan. 
Kue bulan bermula dari penganan sesajian pada persembahan dan penghormatan pada leluhur di musim gugur, yang biasanya merupakan masa panen yang dianggap penting dalam kebudayaan Tionghoa yang berbasis agrikultural.
Perkembangan zaman menjadikan kue bulan berevolusi dari sesajian khusus pertengahan musim gugur kepada penganan dan hadiah namun tetap terkait pada perayaan festival musim gugur tadi.
Beberapa legenda mengemukakan bahwa kue bulan berasal dari Dinasti Ming, yang dikaitkan dengan pemberontakan heroik Zhu Yuanzhang memimpin para petani Han melawan pemerintah Mongol. Namun sebenarnya, kue bulan telah ada tercatat dalam sejarah paling awal pada zaman Dinasti Song. Dari sini, kue bulan dipastikan telah populer dan eksis jauh sebelum Dinasti Ming berdiri.

Kue bulan itu sendiri ada beberapa kategori menurut, a/l :
  • Menurut cara pembuatan: Guangdong, Beijing, Taiwan, Hongkong, Chaozhou.
  • Menurut rasa: manis, asin, pedas
  • Menurut isi: kuning telur, tausa (kacang merah), buah-buahan, kacang hijau, es krim
  • Menurut bahan kulit: tepung gandum, gula dan es
Pembuatan kue bulan di Indonesia pada dasarnya berasal dari gaya pembuatan Guangdong dan Chaozhou. Juga ada lokalisasi dengan cara pencampuran bahan-bahan yang mudah didapatkan di Indonesia, semisal daun pandan sebagai perasa. Dan masih banyak kategori-kategori lainnya hasil inovasi gaya pembuatan kue bulan gaya baru di pasaran.

Disamping sejarah legenda kue bulan, ada juga sejarah legenda tentang asal mula festivalnya sendiri, seperti yang tertulis di Om Wiki juga ( http://id.wikipedia.org/wiki/Festival_Musim_Gugur ) bahwa Festival Musim Gugur (Hanzi tradisional: 中秋節; bahasa Tionghoa: 中秋节; Pinyin: Zhongqiu Jie; Hokkien=Tiong ciu) atau juga dikenal dengan nama Festival Kue Bulan merupakan hari raya panen dan salah satu festival terpenting di Republik Rakyat Cina. Dirayakan pada hari ke lima belas bulan delapan Kalender Tionghoa. Biasanya jatuh pada minggu kedua September sampai minggu kedua Oktober
  • Festival Musim Gugur dimulai sekitar zaman Dinasti Xia dan Shang (2000-1600 SM). 
  • Pada Dinasti Zhou rakyat merayakan dengan cara memuja Bulan. 
  • Pada Dinasti Tang tradisi itu lebih jelas dan merakyat. 
  • Pada Dinasti Song Selatan (1127-1279 M), orang mulai mengirimkan kue bulan pada rekan dan famili sebagai simbol keutuhan keluarga. Pada malam hari mereka berjalan-jalan keluar dan mengunjungi tepi danau menikmati bulan.
  • Pada Dinasti Ming dan Dinasti Qing, tradisi ini menjadi lebih populer. 
Muncul beberapa kebiasaan seperti menanam pohon musim gugur, menyalahkan lentera dan Tari Naga. Tradisi yang paling utama yang sampai sekarang masih ada adalah bersama keluarga menikmati bulan perak sambil menikmati panganan serta arak.  

Menurut Legenda, jelasnya ada di ceritakan dengan jelas pada situs resmi Tiongkok http://indonesian.cri.cn/441/2009/09/15/1s101604.htm   bahwa Festival Musim Gugur memiliki sebuah legenda, yaitu Legenda Dewi Bulan, Chang'E  dan suaminya Houyi, sang pemanah.

Di Tiongkok terdapat banyak peninggalan sejarah seperti "Altar Sembahyang Bulan", "Serambi Sembahyang Bulan" atau "Gedung Menikmati Bulan". Misalnya "Kuil Bulan" (月坛)yang terletak di sebelah barat kota Beijing, adalah sebuah bangunan khusus untuk upacara sembahyang kepada bulan yang dibangun pada masa Dinasti Ming (1368-1644 Masehi).

Pada Hari Tiong Ciu, biasanya orang Tiongkok menaruh meja sembahyang di halaman terbuka, dengan disedikan kue bulan, delima, kurma dan kuaci di atasnya, setelah bersembahyang kepada bulan, anggota sekeluarga duduk berkeliling di meja, makan sambil ngobrol, bersama-sama menikmati pemandangan bulan purnama. Makan kue bulan atau Tiong Ciu Piah pada hari raya tersebut adalah adat-istiadat bangsa Tionghoa. Kue bulan yang berbentuk bulat melambangkan reunni keluarga. Mengenai asal usulnya Hari Tiong Ciu, dongeng "Chang'e terbang ke bulan" adalah salah satu cerita yang paling popular di Tiongkok.

Konon pada zaman dahulu, di langit terdapat 10 matahari sehingga padi-padi di ladang terpanggang hangus, dan di bumi binatang ganas dan ular berbisa merajalela ke mana-mana. Waktu itu, di bumi ada seorang pahlawan yang namanya Hou Yi. Hou Yi yang pandai memanah pada suatu hari menaiki Gunung Kunlun dan dengan berani memanahi jatuh Sembilan dari 10 matahari di langit, dan memerintahkan satu matahari yang sisa harus naik turun sesuai dengan jadwalnya (maksudnya agar matahari naik pada pagi hari dan turun pada sore sampai pagi menjelang, sehingga jadilah yang disebut malam dan siang).  Sejak itulah, Hou Yi menjadi pahlawan yang sangat dihormati rakyat, kemdian dia menikahi seorang gadis yang cantik dan baik hati, yakni Chang'E. Pasangan suami-istri itu saling cinta-mencintai, dan hidup bahagia sejak itu.

Banyak orang mengikuti Hou Yi belajar kepandaiannya, salah satu anak buahnya adalah Peng Meng, yang cukup jahat. Suatu peristiwa, Hou Yi sempat bertemu Ibusuri Raya Langit, dan diberikan obat khayangan awet muda seumur hidup. Katanya, siapa pun yang minum obat khayangan itu bisa segera terbang ke langit dan menjadi dewa. Hou Yi tidak minum obat itu karena tidak tega meninggalkan istrinya, akhirnya obat itu disimpan oleh Chang'E. Namun hal itu diketahui oleh Peng Meng. Dia ingin mencuri obatnya.

Suatu hari, ketika Hou Yi sedang berburu di hutan, Peng Meng masuk ke kamar Chang'E untuk merebut obat panjang umur itu. Tetapi Chang'E memergoki Peng Meng saat akan mengambil Obat Khayangan tersebut, dan karena takut Obat Khayangan itu dicuri oleh Peng Meng dan akan dimarahi oleh suaminya Hou Yi, Chang'E tapi disadarinya terpaksa menelan Obat Khayangan itu, tak lama kemudian, badan Chang'E segera menjadi ringan dan mulai terbang ke langit. Karena Chang'E tidak mau jauh dan meninggalkan suami yang dicintainya, akhirnya Chang'E terbang dan menetap  di bulan, dan bulan adalah bintang yang paling dekat dengan bumi.

Hou Yi pulang dan sangat sedih setelah mengetahui insiden itu, tapi penjahat Peng Meng telah kabur. Hou Yi melihat bulan sambil berteriak-teriak nama isitrinya. Tiba-tiba Hou Yi melihat pada saat itu, bulan di langit sangat murni bulat, indah dan terang (Purnama), dan Hou Yi melihat dengan jelas ada satu bayangan yang mirip istrinya. Dia mencoba mengejar bulan tapi gagal. Hou Yi sudah putus asa, tapi tetap sangat merindukan istrinya, dia menaruh meja di halaman belakang rumahnya, menyediakan banyak manisan, dan buah-buahan yang disukai Chang'E, dia bersembayang ke bulan, tempat Chang'E tinggal. 

Lama kelamaan kegiatan sembahyangnya Hou Yi yang mereka hormati diketahui oleh rakyat dan rakyat juga mengetahui bahwa istri Hou Yi, Chang'E yang juga mereka cintai telah naik ke khayangan dan menjadi DEWI BULAN atau CHANG ERL yang menetap di Bulan, akhirnya rakyat China/Tiongkok pun mengikuti tradisi sembahyang kepada bulan itu dan menyajikan makanan kesukaan Chang'E yang kemudian disebut dengan nama KUE BULAN atau MOON CAKE atau TIONG CHIU PIA atau GWEE PIA atau Nyekh Ppyang yang kebetulan saat itu sedang musim gugur saat para petani sehabis memanen hasil taninya.

Sejak saat itulah setiap tahunnya pada hari ke lima belas bulan delapan Kalender Tionghoa atau Biasanya jatuh pada minggu kedua September sampai minggu kedua Oktober pada tahun masehi, rakyat china/tiongkok merayakan festival kue bulan. 


--  SELESAI -- 


Show Comments: OR

0 komentar:

Post a Comment

Teman-Teman yang berkunjung pasti komentarnya juga baik. karena kita semua manusia baik-baik. Oleh karena itu Nicole bilang Salam Komen terbaik kepada semua.
Kalau Mau Contact Nicole di :
Em@il : ieliencang@gmail.com
Phone & SMS : +6287760129111
T E R I M A K A S I H - MATUR SUKME - THANK YOU

ARTIKEL & CERITA DAN KISAH LEGENDA RAKYAT TERBARU

ARTIKEL & CERITA DAN KISAH LEGENDA RAKYAT POPULER

ADHI MEKAR INDONESIA "AMI SCHOOL" DENPASAR BARAT, BALI

 
  • AGATHA NICOLE © 2017 | Modified By YURI | Powered By BLOGGER | KEDAI LOMBOK