Daftar Cerita Legenda Rakyat

KISAH MERAKSAMANA

Meraksamana adalah seorang pemuda yang tinggal di pedalaman Papua. Ia mempunyai saudara bernama Siraiman. Ke mana pun pergi, mereka selalu bersama dan selalu saling membantu. Suatu ketika, Meraksamana memperistri seorang bidadari dari kahyangan. Namun, tidak berapa lama setelah mereka menikah, istrinya diculik oleh seorang raja yang tinggal di seberang laut bernama Raja Koranobini.
∞∞∞


Alkisah, di sebuah kampung di pedalaman Papua, hiduplah dua pemuda yang bernama Meraksamana dan Siraiman. Sehari-hari mereka mencari kayu, berburu, dan mencari ikan di rawa maupun di sungai. Mereka, dan juga penduduk kampung lainnya melakoni pekerjaan tersebut karena memang daerah di sekitar mereka memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah.

Suatu malam, Meraksamana terlihat sedang berbaring berbaring di lantai rumahnya yang beralaskan daun-daun kering. Badannya terasa lelah setelah seharian bekerja. Pemuda itu tidak kuat lagi menahan rasa kantuk hingga akhirnya terlelap. Selang beberapa saat kemudian, Meraksamana tiba-tiba terbangun dan mengusap matanya.
  • “Oh, aku baru saja bermimpi melihat puluhan bidadari sedang mandi di telaga,” gumamnya. 
Meraksamana merasa mimpi itu seperti nyata. Karena penasaran, malam itu juga ia segera menuju ke telaga yang terletak tidak jauh dari rumahnya. Di bawah temaram cahaya bulan, ia berjalan menyusuri jalan setapak menuju telaga. Alangkah terkejutnya ia saat tiba di tempat itu, ia melihat sepuluh bidadari dari kahyangan sedang mandi sambil bersenda-gurau di tengah-tengah telaga. Ia pun segera bersembunyi di balik sebuah pohon besar dan mengawasi gerak-gerik para bidadari tersebut dari balik pohon.
  • “Ternyata, mimpiku benar-benar menjadi kenyataan,” kata Meraksamana,
  • “Bidadari-bidadari itu sungguh cantik dan mempesona.” Meraksamana terpesona melihat kecantikan para bidadari itu.
Saat asyik mengintip, ia dikejutkan oleh kehadiran seorang perempuan tua yang tiba-tiba berdiri di dekatnya. Ia tidak tahu dari mana datangnya nenek itu.
  • “Hai, anak muda! Sedang apa kamu di sini?” tanya nenek itu.
  • “Sa... sa... saya sedang mengawasi bidadari-bidadari itu, Nek,” jawab Meraksamana dengan gugup.
Nenek itu tersenyum, lalu berpesan kepada Meraksamana.
  • “Jika ingin memperistri mereka, sebaiknya kamu ambil pakaian mereka yang diletakkan di atas batu besar sana!” ujar nenek itu sambil menunjuk ke tempat di mana pakaian para bidadari itu diletakkan,
  • “Mereka pasti tidak akan bisa terbang kembali ke negerinya.”
  • “Baik, Nek,” jawab Meraksamana.
Dengan mengendap-endap, pemuda itu mendekati batu besar yang terletak di tepi telaga. Setelah dekat, ia berhenti sejenak dan bersembunyi di balik semak-semak. Begitu para bidadari itu lengah, dengan cepat Meraksamana menyambar salah satu pakaian milik bidadari tersebut lalu segera kembali ke tempat persembunyiannya. Ketika ia sampai di balik pohon besar itu, si Nenek sudah tidak ada.

Meraksamana pun kemudian kembali mengawasi para bidadari tersebut. Saat fajar mulai menyingsing di ufuk timur, para bidadari telah selesai mandi dan bersiap-siap untuk kembali ke kahyangan. Satu per satu mereka mengenakan pakaian masing-masing. Namun, salah seorang dari mereka tampak kebingungan mencari pakaiannya.
  • “Kak, apakah kalian melihat pakaianku?” tanya bidadari itu.
  • “Memang kamu letakkan di mana pakaianmu, Bungsu?” bidadari yang sulung balik bertanya. 
  • “Tadi aku meletakkannya di dekat pakaian kakak,” jawab bidadari bungsu.
Rupanya, bidadari yang kehilangan pakaian itu adalah si Bungsu. Ia dan kakak-kakaknya sudah mencarinya ke mana-mana, tapi belum juga ditemukan. Akhirnya, si Bungsu ditinggalkan oleh kakak-kakaknya karena hari sudah hampir pagi.
  • “Kakak, kenapa kalian meninggalkan aku sendirian di sini. Aku takut sekali,” ratap si Bungsu.
Melihat bidadari Bungsu itu bersedih, Meraksamana segera menghampiri dan menghiburnya. 
  • “Hai, gadis cantik. Kamu siapa dan kenapa menangis?” tanya Meraksamana pura-pura tidak tahu.
  • “Aku Bidadari Bungsu dari kahyangan. Aku tidak dapat pulang bersama kakak-kakakku karena pakaianku hilang entah ke mana,” jawab si Bungsu.
Meraksamana tidak mau menyia-nyiakan kesempatan. Ia pun mengajak Bidadari Bungsu pulang ke rumahnya. Sejak itu, Bidadari Bungsu tinggal bersama dengan Meraksamana. Selang beberapa waktu kemudian, pemuda itu mengajaknya menikah. Si Bungsu pun tidak bisa menolak ajakan itu. Selain karena ia tidak bisa lagi kembali ke negerinya, hidupnya bergantung pada Meraksamana yang telah menolongnya. Akhirnya, mereka menikah dan hidup bahagia.

Meraksamana pun semakin giat bekerja. Suatu hari, Meraksamana terlihat sedang memperbaiki umpan dan kail bersama Siraiman. Rupanya, mereka hendak pergi memancing ke sungai. Seperti biasanya, sebelum pergi, ia selalu berpesan kepada istrinya.
  • “Dik, jagalah dirimu baik-baik di rumah,” pesan Meraksamana.
  • “Baik, Kak. Kanda pun sebaiknya berhati-hati di sungai. Kalau sudah mendapatkan ikan yang banyak, segeralah kembali,” ujar Bidadari Bungsu.
  • “Baik, Dik,” jawab Meraksamana.
Setelah berpamitan, Meraksamana ditemani Siraiman pun berangkat ke sungai. Hari itu, mereka sangat beruntung karena ikan-ikan di sungai sedang doyan makan. Setiap kali mereka melemparkan umpan, ikan-ikan langsung menyambar. Tidak sampai setengah hari, mereka telah mendapatkan hasil tangkapan yang cukup banyak. Mereka pun memutuskan untuk pulang.

Setiba di rumah, Meraksamana segera memanggil istrinya.
  • “Dik, Kakak sudah pulang. Cepatlah keluar, Kakak membawa ikan yang banyak sekali!” seru Meraksamana.
Beberapa kali Meraksamana memanggil istrinya, namun tak ada jawaban. Ia pun mulai khawatir. 
  • “Siraiman, kenapa istriku tidak keluar-keluar juga?” tanyanya kepada Siraiman dengan cemas,
  • “Padahal biasanya, sekali saja aku memanggilnya dia sudah datang menyambutku.” 
  • “Barangkali istri kakak sedang tidur” jawab Siraiman dengan santai.
  • “Tidak mungkin. Ia tidak pernah tidur sebelum aku pulang,” sanggah Meraksamana. 
Meraksamana pun semakin cemas. Ia segera masuk ke dalam rumah. Namun, istrinya tidak juga terlihat. Ia kemudian mencarinya di sekitar rumah dan bertanya kepada tetangga, tapi tak seorang pun yang melihatnya.

Akhirnya, ia bersama Siraiman segera mencarinya ke luar perkampungan. Dalam perjalanan, mereka menemukan seorang laki-laki sedang tergantung di pohon dengan tangan terikat.
  • “Hai, kamu siapa dan kenapa digantung?” tanya Meraksamana.
  • “Aku Mandinuma dari Negeri Koranobini yang berada di seberang laut,” jawab laki-laki setengah baya itu,
  • “Aku dihukum oleh rajaku karena aku suka makan banyak sehingga banyak merugikan orang lain.”
Meraksamana kemudian menanyakan perihal istrinya kepada Mandinuma.
  • “Apakah kamu melihat seorang wanita lewat di sini?” tanyanya.
  • “Ya, tadi aku wanita cantik seperti bidadari lewat di sini. Tapi, ia bersama dengan Raja Koranobini yang telah menghukumku,” jawab Mandinuma.
  • “Hai, kenapa istriku bisa bersama dia?” tanya Meraksamana bingung.
  • “Ketahuilah, Meraksamana! Raja Koranobini adalah raja yang bengis dan kejam. Walaupun sudah mempunyai istri banyak, ia suka mengganggu wanita-wanita cantik dan kemudian memperistrinya,” jelas Mandinuma,
  • “Aku akan membantu kalian, tapi dengan syarat lepaskan dulu jeratan tali ini.” 
Meraksamana bersama Siraiman segera melepaskan tali yang menjerat tubuh Mandinuma dan kemudian menurunkannya dari pohon.
  • “Terima kasih karena telah membebaskanku,” ucap Mandinuma,
  • “Sesuai dengan janjiku tadi, maka aku akan segera membebaskan istrimu dan membawanya kembali ke sini.”
Mandinuma segera berlari menuju ke laut dan diikuti oleh Meraksamana dan Siraiman. Setiba di pantai, ia langsung menghirup air laut hingga laut itu menjadi kering. Kedua orang bersaudara itu hanya terbengong-bengong melihat kesaktian Mandinuma.
  • “Kalian tunggu di sini saja,” ujar Mandinuma,
  • “Biar aku sendiri yang menghadapi Raja Koranobini yang bengis itu dan segera membawa istrimu kemari.”
Mandinuma yang sakti itu dengan cepat berlari menuju istana Koranobini melewati jalan yang sudah menjadi daratan. Setiba di istana, ia mendapati Raja Koranobini sedang tertidur pulas. Tanpa sepengetahuan para penjaga, ia segera mencari keberadaan Bidadari Bungsu. Tak berapa lama kemudian, ia pun menemukannya sedang menangis di dalam sebuah kamar.
  • “Jangan, takut Putri! Aku Mandinuma, sahabat suamimu. Aku ke mari untuk menyelamatkanmu,” ujar laki-laki sakti itu.
  • “Sekarang suamiku ada di mana?” tanya Bidadari Bungsu.
  • “Suamimu sedang menunggumu di seberang lautan sana. Ayo, cepat kita tinggalkan tempat ini!” ujar Mandinuma seraya menarik tangan istri Meraksamana itu.
Setelah melihat keadaan sudah aman, keduanya pun segera pergi meninggalkan istana tanpa sepengetahuan Raja Koranobini. Alhasil, mereka berhasil sampai di seberang lautan. 

Meraksamana dan Siraiman pun menyambut kedatangan mereka dengan gembira. Mandinuma segera memuntahkan semua air laut yang telah dihirupnya sehingga jalan yang dilaluinya tadi kembali menjadi lautan yang luas. Meraksamana tidak henti-hentinya mengucapkan terima kasih kepada Mandinuma yang telah menyelamatkan wanita yang amat dicintainya itu. Ia pun amat bahagia karena dapat bertemu kembali dengan istrinya dan hidup seperti biasanya. Namun sayang, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama.

Bidadari Bungsu meminta izin kepada suaminya untuk kembali ke kahyangan karena malu selalu diejek oleh masyarakat sekitarnya bahwa ia manusia yang tidak dikenal asal-usulnya dan tidak jelas keturunannya. Walaupun berat hati, Meraksamana terpaksa mengizinkannya. Ia tidak ingin melihat istrinya terus menderita karena setiap hari dihina. Meraksamana pun terpaksa menyerahkan kembali pakaian istrinya yang disembunyikan di dalam rumahnya. Maka tahulah Bidadari Bungsu bahwa pakaiannya yang dulu hilang di tepi ternyata disembunyikan oleh suaminya. Meskipun begitu, ia tidak mempermasalahkannya. Ia malah berterima kasih kepada Meraksamana yang telah menolongnya selama dirinya tinggal di bumi. Setelah mengenakan pakaiannya, Bidadari Bungsu segera terbang menuju kahyangan. Meraksamana pun melepas kepergian istrinya dengan hati sedih. Sejak itu, Bidadari Bungsu itu tidak pernah lagi kembali ke bumi menemui suaminya.

*****
Demikianlah Kisah Meraksamana dari Provinsi Papua. Pesan moral yang dapat dipetik dari kisah ini adalah bahwa segala sesuatu yang diperoleh dengan mudah dan cara yang tidak jujur akan mudah pula lenyap dari tangan kita.

Agatha Nicole Tjang – Ie Lien Tjang © http://agathanicole.blogspot.co.id


BERSAHABAT DENGAN AGATHA NICOLE TJANG - IE LIEN TJANG

Show Comments: OR

0 komentar:

Post a Comment

Teman-Teman yang berkunjung pasti komentarnya juga baik. karena kita semua manusia baik-baik. Oleh karena itu Nicole bilang Salam Komen terbaik kepada semua.
Kalau Mau Contact Nicole di :
Em@il : ieliencang@gmail.com
Phone & SMS : +6287760129111
T E R I M A K A S I H - MATUR SUKME - THANK YOU

ARTIKEL & CERITA DAN KISAH LEGENDA RAKYAT TERBARU

  • NAMA MARGA KETURUNAN CINA DI INDONESIA DAN DUNIA
    Nama Marga Keturunan Cina adalah nama yang diekspresikan dengan karakter Han (Hanzi). Nama ini digunakan secara luas oleh warga negara Republik Rakyat Tiongkok, Republik Tiongkok, Hong Kong, Makau dan keturunan Cina di negara-negara lainnya. Nama Cina biasanya terdiri dari 2 karakter sampai 4 karakter, walaupun ada yang lebih dari 4 karakter, namun umumnya nama seperti itu adalah mengambil...
    Dec-21 - 2017 | 4 Comments | More »
  • PENGGEMBALA SAPI TUA dan TONGKAT AJAIB
    Seperti negara kita tercinta Indonesia, negara-negara lain pun mempunyai cerita-cerita legenda rakyat (folklore) yang menarik dan sarat akan makna dan pesan moral bagi kita. Negeri Tirai Bambu Tiongkok atau China juga memiliki beberapa cerita legenda rakyat salah satunya adalah KISAH PENGGEMBALA SAPI TUA DAN TONGKAT AJAIB. Dahulu kala, ada sebuah danau yang sangat jernih di Yunnan, China....
    Dec-21 - 2017 | No Comments | More »
  • ASAL MULA SELAT BALI
    Selat Bali adalah selat yang memisahkan antara Pulau Jawa dengan Pulau Bali. Untuk menyeberang dari Pulau Jawa ke Pulau Bali melalui Selat Bali ini, yang dihubungkan dengan layanan kapal ferry dengan Pelabuhan Gilimanuk di Pulau Bali dan Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi - Pulau Jawa. Alkisah, di Kerajaan Daha, Kediri, Jawa Timur, hiduplah seorang Brahamana (pendeta) yang bernama Empu...
    Dec-21 - 2017 | No Comments | More »
  • ASAL MUASAL UPACARA NANGLUK MERANA (MEMBASMI HAMA) KABUPATEN KARANGASEM
    Di Pulau Bali yang merupakan Pulau Dewata, terdapat tiga putra Batara Siwa yaitu Batara Gunung Agung, Batara Andakasa dan Batara Batur. Batara Batur setiap ada hama merusak tanamannya agar segera meminta maaf kepada Batara Gunung Agung dan Batara Andakasa ke laut. Di samping itu, Batara Batur juga diharapkan agar setiap tahun memohon maaf ke sana dengan melakukan upacara yang disebut...
    Dec-19 - 2017 | No Comments | More »
  • KISAH PUTRI CILINAYA
    Putri Cilinaya adalah seorang putri raja Kerajaan Daha yang mengingkari NAZAR-nya (Janji Suci Pada Tuhan Yang Maha Esa). Karena pengingkarannya itu sang putri diterbangkan oleh angin dan menjatuhkannya pada sebuah tempat, dimana tempat itu didiami oleh sepasang suami-istri yang kemudian memberi nama sang bayi putri tersebut dengan nama Cilinaya.  Alkisah pada zaman dahulu, tersebut...
    Dec-19 - 2017 | No Comments | More »
  • DONGENG KISAH BATU GOLOQ DI PULAU LOMBOK
    Batu Goloq adalah sejenis batu ceper yang terdapat di sebuah daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Batu ini diyakini oleh masyarakat setempat sebagai penyebab munculnya tiga nama tempat di daerah Nusa Tenggara Barat, yakni Desa Gembong, Dasan Batu, dan Montong Teker. Alkisah, di daerah Padamara dekat Sungai Sawing, Nusa Tenggara Barat, Indonesia, ada sepasang suami-istri...
    Dec-19 - 2017 | No Comments | More »
  • KISAH WINANGSIA, PUTRI RATNA AYU WIDERADIN YANG DISIA-SIAKAN
    Pada jaman dahulu kala, di pulau lombok Nusa Tenggara Barat, berdiri sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Raja Indrapandita. Raja itu memiliki sembilan putri yang cantik-cantik. Putri sulungnya bernama Denda Wingi, sedangkan si bungsu bernama Ratna Ayu Wideradin. Dari kesembilan putri raja tersebut, si bungsulah yang paling cantik dan mempesona. Maka, tidak mengherankan jika si bungsu menjadi...
    Dec-15 - 2017 | 1 Comment | More »

ARTIKEL & CERITA DAN KISAH LEGENDA RAKYAT POPULER

  • LEGENDA MASJID TERATE UDIK
    07.10.2017 - 0 Comments
    Masjid Terate Udik  adalah nama sebuah masjid yang terletak di Kampung Terate Udik, Desa Masigit, Kecamatan Cilegon, Kota Cilegon, Provinsi Banten. Masjid ini termasuk salah satu tempat ibadah umat Islam yang dikeramatkan oleh masyarakat Cilegon dan sekitarnya. Menurut cerita, bangunan masjid ini tidak bisa diabadikan oleh kamera ataupun sejenisnya karena hasilnya tidak pernah jadi atau…
  • RADEN BANTERANG - KE 2 - ASAL MULA KOTA BANYUWANGI [Pertempuran Di Klungkung]
    15.09.2013 - 0 Comments
    Haallooooyeee ..... Sesuai janji Nicole, maka ceita lanjutan dari RADEN BANTERANG - ASAL MULA KOTA BANYUWANGI episode-2 : Pertempuran Di Klungkung akan Nicole bagi ke semua teman-teman. Begini ceritanya : PERTEMPURAN DI KLUNGKUNG Serangggggg ....... !!! Serbuuu.....!!! "Usir orang-orang Blambangan ....!!!!! Prabu Menak Prakosa dan Patih Ragajampi terkejut bukan main, Matahari baru…
  • KISAH BANTA SEUDANG, PEMUDA YANG SOLEH
    19.09.2013 - 0 Comments
    Pada jaman dahulu kala, di Negeri Nanggroe Aceh Darussalam, Indonesia, hiduplah seorang Raja yang adil dan bijaksana. Sang Raja mempunyai seorang permaisuri yang sedang hamil tua. Suatu ketika, sang Raja pergi berburu binatang ke hutan. Ketika itulah permaisurinya melahirkan seorang anak laki-laki yang tampan di istana, dan diberinya nama Banta Seudang. Namun, malang nasib bagi sang Raja,…
  • ASAL MULA NAMA KOTA CIANJUR
    22.09.2017 - 0 Comments
    Kabupaten Cianjur  adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya terletak di kecamatan Cianjur. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bogor Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta di Utara , Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Garut di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Sukabumi di barat. Cianjur  terkenal sebagai…
  • LEGENDA BATU KERAMAT
    02.12.2017 - 0 Comments
    Batu Keramat terletak di atas Gunung Kamboi Rama, Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua, Indonesia. Setiap setahun sekali, masyarakat setempat mengadakan upacara pemujaan terhadap batu keramat itu. ∞∞∞ Alkisah, di daerah Yapen Timur, Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua, Indonesia, terdapat sebuah gunung bernama Gunung Kamboi Rama. Di atas gunung itu terdapat dua dusun, yaitu Dusun Kamboi Rama…

ADHI MEKAR INDONESIA "AMI SCHOOL" DENPASAR BARAT, BALI

 
  • AGATHA NICOLE © 2017 | Modified By YURI | Powered By BLOGGER | KEDAI LOMBOK