Daftar Cerita Legenda Rakyat

SILUMAN NENEK PAKANDE

Nenek Pakande adalah seorang nenek siluman yang sering menjadi momok bagi masyarakat Bugis di daerah Soppeng, Sulawesi Selatan. Nenek siluman itu adalah manusia kanibal yang sakti mandraguna. Ia sangat suka makan daging manusia, terutama daging anak-anak. Itulah sebabnya, masyarakat setempat memanggilnya Nenek Pakande.
Dalam bahasa Bugis, kata pakande berasal dari kata “pakkanre-kanre tau” yang berarti suka makan daging manusia. 
Suatu ketika, seorang pemuda yang cerdik bernama La Beddu berupaya untuk mengusir Nenek Pakande karena kelakuannya telah meresahkan seluruh warga.
∞∞∞


Alkisah, di daerah Sulawesi Selatan ada sebuah negeri yang bernama Soppeng. Penduduk negeri itu senantiasa hidup tenteram, damai, dan sejahtera. Mata pencaharian utama mereka adalah bertani. Setiap hari mereka bekerja di sawah dengan hati tenang dan damai.

Pada suatu ketika, suasana tenang dan damai tersebut tiba-tiba terusik oleh kedatangan sesosok siluman bernama Nenek Pakande. Ia datang ke negeri itu mencari mangsa untuk dijadikan santapannya. Nenek siluman itu sangat suka menyantap daging anak-anak. Oleh sebab itu, anak-anak selalu menjadi incarannya. Biasanya, Nenek Pakande mulai berkeliaran mencari mangsa ketika hari mulai gelap.

Pada suatu sore, di saat hari mulai gelap, Nenek Pakande melihat seorang anak kecil sedang asyik bermain di halaman rumahnya. Anak itu termasuk anak bandel. Sudah berkali-kali dinasehati oleh orang tuanya agar segera masuk ke dalam, namun ia tetap saja asyik bermain seorang diri. Ketika suasana di sekitarnya lengah, kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Nenek Pakande. Ia segera menangkap anak itu lalu membawanya pergi.

Beberapa saat kemudian, sang ibu kebingungan mencari anaknya. Ia sudah mencari di sekitar rumah namun tidak juga menemukannya.
“Tolooong... tolooong.... anakku hilang!” teriak ibu itu panik.
Mendengar suara teriakan itu, para tetangga serentak berhamburan keluar rumah dan mengerumuni ibu itu.
  • “Apa yang terjadi dengan anak Ibu?” tanya salah seorang warga.
  • “Anakku..., anakku..., anakku hilang,” jawab ibu itu dengan sedih.
  • “Hilang ke mana anak Ibu?” tanya lagi warga itu.
  • “Entahlah, Pak!” jawab ibu itu dengan bingung, 
  • “Dia tiba-tiba saja hilang tanpa meninggalkan jejak sedikit pun. Tadi, aku meninggalkannya sebentar ke dalam rumah saat dia sedang asyik bermain sendiri di halaman rumah. Ketika aku kembali untuk mengajaknya masuk ke dalam rumah, dia sudah tidak ada,” jelasnya.
Setelah mendengar penjelasan tersebut, para warga beramai-ramai mencari anak itu. Mereka sudah mencari hingga ke mana-mana, namun belum juga menemukannya. Karena malam sudah larut, akhirnya para warga menghentikan pencarian. Pada keesokan harinya, saat matahari mulai tampak di ufuk timur, mereka kembali melanjutkan pencarian, namun hasilnya tetap nihil.

Pada malam berikutnya, peristiwa serupa kembali terjadi. Kali ini, seorang bayi yang menjadi korban. Bayi itu hilang di saat kedua orang tuanya sedang tertidur lelap. Kedua peristiwa tersebut benar-benar membuat resah seluruh warga. Para orang tua tidak dapat tidur pada malam hari karena harus menjaga anak-anak mereka.

Melihat keadaan tersebut, para dukun di Negeri Soppeng segera mencari tahu siapa penculik yang misterius itu. Dengan ilmu yang dimiliki, akhirnya mereka berhasil mengetahuinya. Berita tersebut kemudian mereka sampaikan kepada seluruh warga bahwa pelaku penculikan itu adalah Nenek Pakande. Betapa terkejutnya seluruh warga mendengar kabar tersebut karena mereka sangat mengenal watak atau perilaku Nenek Pakande.
  • “Hai, bukankah Nenek Pakande itu seorang siluman yang sakti mandraguna?” tanya seorang warga.
  • “Ya, benar. Dia sangat sakti dan tak seorang pun manusia biasa yang mampu mengalahkannya. Dia hanya takut kepada sesosok raksasa yang bernama Raja Bangkung Pitu Reppa Rawo Ale.  Namun, raksasa itu sudah tidak pernah lagi terdengar kabar keberadaannya,” jelas salah seorang dukun.
  • “Lantas, apa yang dapat kita lakukan?” tanya pula seorang warga lainnya dengan bingung.
Tak seorang pun warga yang menjawab. Mereka kebingungan menghadapi masalah itu. Di tengah-tengah kebingungan tersebut, seorang pemuda yang duduk paling belakang tiba-tiba angkat bicara. Pemuda itu bernama La Beddu. Ia pemuda yang cerdik.
“Maaf, para hadirin! Perkenankanlah saya untuk menyampaikan sesuatu. Saya mempunyai sebuah cara untuk membinasakan Nenek Pakande,” kata pemuda itu.
Sejenak, suasana pertemuan itu menjadi hening. Semua pandangan tertuju kepada pemuda itu. Sebagian dari warga memandangnya dengan penuh harapan. Namun, tak sedikit dari mereka yang
memandangnya dengan pandangan yang merendahkan.
“Hai, La Beddu. Bagaimana caramu bisa mengalahkan Nenek Pakande? Bukankah dia sangat sakti, sementara kamu sendiri hanya pemuda biasa yang tidak mempunyai kesaktian sama sekali?” tanya salah seorang warga.
La Beddu hanya tersenyum, lalu menjawab pertanyaan itu dengan tenang.
“Tidak selamanya kesaktian itu harus dilawan dengan kesaktian pula,” kata La Beddu.
Semua warga tercengang. Setelah itu, La Beddu menjelaskan bahwa satu-satu cara untuk mengalahkan Nenek Pakande adalah kecerdikan.
  • “Begini, saudara-saudara,” lanjutnya, 
  • “Kita semua sudah tahu bahwa Nenek Pakande hanya takut kepada raksasa Raja Bangkung Pitu Reppa Rawo Ale. Oleh karena itu, saya akan mengelabui Nenek Pakande dengan berpura-pura menjadi seperti raksasa itu,” jelas La Beddu.
Mendengar penjelasan itu, para warga semakin bingung. Apalagi ketika La Beddu meminta kepada warga untuk menyiapkan masing-masing satu buah salaga (garu), satu ember busa sabun, satu ekor kura-kura dan belut, satu lembar kulit rebung yang sudah kering, dan sebuah batu besar.
  • “Untuk apa salaga itu La Beddu? Bukankah sekarang belum musim tanam?” tanya seorang warga dengan bingung.
  • “Sudahlah, Pak. Bapak tidak usah terlalu banyak tanya. Kita lihat saja nanti hasilnya. Yang penting sekarang adalah mencari semua benda dan binatang yang saya sebutkan tadi lalu mengumpulkannya di rumah saya. Nantilah saya jelaskan semuanya,” ujar La Beddu.
Tanpa banyak tanya lagi, para warga segera melaksanakan permintaan La Beddu. Ada yang pergi mencari belut di sawah, ada pula yang mencari kura-kura di sungai. Sebagian yang lain sibuk membuat salaga dan menyiapkan busa sabun satu ember, sebuah batu besar, serta kulit rebung. Setelah memperoleh segala yang diperlukan, para warga segera membawanya ke rumah La Beddu.
“Hai, La Beddu! Jelaskanlah kepada kami mengenai maksud dan tujuan dari semua benda dan binatang ini!” desak pemuka masyarakat.
La Beddu pun kemudian menjelaskan bahwa salaga yang bentuknya menyerupai sisir, busa sabun yang menyerupai air ludah, dan kura-kura yang menyerupai kutu manusia itu akan digunakan untuk mengelabui Nenek Pakande. Dengan menunjukkan benda-benda tersebut, Nenek Pakande akan mengira itu semua adalah milik Raja Bangkung Pitu Reppa Rawo Ale. Sementara itu, kulit rebung yang bentuknya mirip terompet itu akan digunakan untuk menggelegarkan suaranya sehingga menyerupai suara raksasa itu. Adapun belut dan batu besar tersebut masing-masing akan diletakkan di depan pintu dan di depan tangga.

Setelah itu, La Beddu bersama para warga segera menyusun siasat. Dua orang warga ditunjuk yang masing-masing akan bertugas meletakkan belut di depan pintu dan batu besar di depan tangga. Ketika hari mulai gelap, La Beddu segera naik ke atas loteng Sao Raja untuk bersembunyi sambil membawa salaga, busa sabun, kura-kura, dan kulit rebung. Sementara itu, kedua warga yang telah diberi tugas bersembunyi di bawah kolong Sao Raja. Setelah semuanya siap, para warga mulai menjebak Nenek Pakande dengan cara mengunci pintu rumah mereka rapat-rapat tanpa penerangan sedikit pun. Kecuali Sao Raja, pintunya dibuka lebar dan di dalamnya dinyalakan sebuah pelita. Selain itu, seorang bayi juga diletakkan di dalam kamar sebagai umpan untuk menjebak Nenek Pakande agar masuk ke dalam Sao Raja tersebut.
Sao Raja adalah rumah panggung yang berukuran besar, yang biasanya ditempati oleh keturunan raja atau kaum bangsawan.
Tak berapa lama kemudian, Nenek Pakande pun mendatangi Sao Raja tersebut. Tanpa menaruh rasa curiga sedikit pun, ia melangkah perlahan-lahan menaiki anak tangga Sao Raja satu per satu. Saat berada di depan pintu, indra penciumannya langsung merasakan bau bayi yang sangat menyengat. Nenek siluman itu pun langsung masuk ke dalam Sao Raja. Pada saat itulah, kedua warga yang bersembunyi di bawah kolong Sao Raja segera melaksanakan tugas mereka lalu kembali ke tempat persembunyianya tanpa sepengetahuan Nenek Pakande.

Ketika Nenek Pakande hendak mendekati bayi yang ada di dalam kamar, tiba-tiba langkahnya terhenti oleh suara keras yang menegurnya.
  • “Hai, Nenek Pakande! Mau apa kamu datang kemari, ha?”
  • Suara itu tidak lain adalah suara La Beddu yang menggunakan kulit rebung di atas loteng. Namun, Nenek Pakande tidak mengetahui hal itu.
  • “Suara siapa itu?” tanya Nenek Pakande dengan terkejut.
  • “Aku adalah raksasa Raja Bangkung Pitu Reppa Rawo Ale. Ha... ha... ha... !” jawab suara itu seraya tertawa terbahak-bahak.
Mendengar jawaban itu, Nenek Pakande mulai ketakutan. Namun, ia belum yakin jika itu adalah suara raksasa tersebut.
“Apa buktinya jika engkau adalah Raja Bangkung Pitu Reppa Rawo Ale?”
La Beddu yang berada di atas loteng segera menumpahkan busa sabun dari embernya tepat di depan Nenek Pakande. Alangkah terkejutnya perempuan siluman itu karena mengira busa sabun tersebut adalah air ludah raksasa itu.
  • “Bagaimana, Nenek Pakande? Apakah kamu masih meragukan diriku?” tanya suara itu.
  • “Bukti apa lagi bukti yang bisa kamu tunjukkan padaku?” Nenek Pakande balik bertanya.
Mendengar pertanyaan itu, La Beddu segera menjatuhkan salaga dan kura-kuranya secara beruntun. Melihat kedua benda tersebut, Nenek Pakande langsung lari tunggang langgang karena ketakutan. Ia mengira kedua benda tersebut adalah sisir dan kutu milik raksasa itu. Begitu ia melewati pintu Sao Raja, kakinya menginjak belut yang diletakkan di tempat itu hingga terpeleset dan akhirnya terjatuh berguling-guling di tangga. Saat sampai di tanah, kepalanya terbentur pada batu besar yang sudah disiapkan di depan tangga.

Meskipun terluka parah, Nenek Pakande masih mampu berdiri dan melarikan diri entah ke mana. Namun, sebelum meninggalkan negeri itu, ia sempat berpesan kepada seluruh warga bahwa kelak ia akan kembali untuk memangsa anak-anak mereka. Oleh sebab itulah, hingga kini, masyarakat Soppeng sering menggunakan Kisah ini untuk menakut-nakuti anak-anak mereka agar tidak berkeliaran di luar di rumah ketika hari sudah gelap. 

*****
Demikian kisah SILUMAN NENEK PAKANDE dari daerah Soppeng, Sulawesi Selatan. Kisah di atas termasuk ke dalam kategori dongeng yang mengandung pesan-pesan moral yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah keutamaan menggunakan akal sehat. 

Sifat ini ditunjukkan oleh sikap dan perilaku La Beddu. Berkat kecerdikannya, ia dengan dibantu oleh para warga berhasil mengusir Nenek Pakande dari Negeri Soppeng. Sifat cerdik pandai ini digambarkan dalam pepatah Bugis berikut ini:

“Naia riyasennge’ pannawanawa, mapaccingi riatinna, sappai rinawanawanna, nalolongenngi sininna adae’....”

Artinya:
Cerdik pandai (pannawanawa) adalah orang yang ikhlas, yang pikirannya selalu mencari-cari cara sampai dia menemukan pemecahan persoalan yang dihadapi...

Agatha Nicole Tjang – Ie Lien Tjang © http://agathanicole.blogspot.co.id


BERSAHABAT DENGAN AGATHA NICOLE TJANG - IE LIEN TJANG

Show Comments: OR

0 komentar:

Post a Comment

Teman-Teman yang berkunjung pasti komentarnya juga baik. karena kita semua manusia baik-baik. Oleh karena itu Nicole bilang Salam Komen terbaik kepada semua.
Kalau Mau Contact Nicole di :
Em@il : ieliencang@gmail.com
Phone & SMS : +6287760129111
T E R I M A K A S I H - MATUR SUKME - THANK YOU

ARTIKEL & CERITA DAN KISAH LEGENDA RAKYAT TERBARU

  • NAMA MARGA KETURUNAN CINA DI INDONESIA DAN DUNIA
    Nama Marga Keturunan Cina adalah nama yang diekspresikan dengan karakter Han (Hanzi). Nama ini digunakan secara luas oleh warga negara Republik Rakyat Tiongkok, Republik Tiongkok, Hong Kong, Makau dan keturunan Cina di negara-negara lainnya. Nama Cina biasanya terdiri dari 2 karakter sampai 4 karakter, walaupun ada yang lebih dari 4 karakter, namun umumnya nama seperti itu adalah mengambil...
    Dec-21 - 2017 | 4 Comments | More »
  • PENGGEMBALA SAPI TUA dan TONGKAT AJAIB
    Seperti negara kita tercinta Indonesia, negara-negara lain pun mempunyai cerita-cerita legenda rakyat (folklore) yang menarik dan sarat akan makna dan pesan moral bagi kita. Negeri Tirai Bambu Tiongkok atau China juga memiliki beberapa cerita legenda rakyat salah satunya adalah KISAH PENGGEMBALA SAPI TUA DAN TONGKAT AJAIB. Dahulu kala, ada sebuah danau yang sangat jernih di Yunnan, China....
    Dec-21 - 2017 | No Comments | More »
  • ASAL MULA SELAT BALI
    Selat Bali adalah selat yang memisahkan antara Pulau Jawa dengan Pulau Bali. Untuk menyeberang dari Pulau Jawa ke Pulau Bali melalui Selat Bali ini, yang dihubungkan dengan layanan kapal ferry dengan Pelabuhan Gilimanuk di Pulau Bali dan Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi - Pulau Jawa. Alkisah, di Kerajaan Daha, Kediri, Jawa Timur, hiduplah seorang Brahamana (pendeta) yang bernama Empu...
    Dec-21 - 2017 | No Comments | More »
  • ASAL MUASAL UPACARA NANGLUK MERANA (MEMBASMI HAMA) KABUPATEN KARANGASEM
    Di Pulau Bali yang merupakan Pulau Dewata, terdapat tiga putra Batara Siwa yaitu Batara Gunung Agung, Batara Andakasa dan Batara Batur. Batara Batur setiap ada hama merusak tanamannya agar segera meminta maaf kepada Batara Gunung Agung dan Batara Andakasa ke laut. Di samping itu, Batara Batur juga diharapkan agar setiap tahun memohon maaf ke sana dengan melakukan upacara yang disebut...
    Dec-19 - 2017 | No Comments | More »
  • KISAH PUTRI CILINAYA
    Putri Cilinaya adalah seorang putri raja Kerajaan Daha yang mengingkari NAZAR-nya (Janji Suci Pada Tuhan Yang Maha Esa). Karena pengingkarannya itu sang putri diterbangkan oleh angin dan menjatuhkannya pada sebuah tempat, dimana tempat itu didiami oleh sepasang suami-istri yang kemudian memberi nama sang bayi putri tersebut dengan nama Cilinaya.  Alkisah pada zaman dahulu, tersebut...
    Dec-19 - 2017 | No Comments | More »
  • DONGENG KISAH BATU GOLOQ DI PULAU LOMBOK
    Batu Goloq adalah sejenis batu ceper yang terdapat di sebuah daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Batu ini diyakini oleh masyarakat setempat sebagai penyebab munculnya tiga nama tempat di daerah Nusa Tenggara Barat, yakni Desa Gembong, Dasan Batu, dan Montong Teker. Alkisah, di daerah Padamara dekat Sungai Sawing, Nusa Tenggara Barat, Indonesia, ada sepasang suami-istri...
    Dec-19 - 2017 | No Comments | More »
  • KISAH WINANGSIA, PUTRI RATNA AYU WIDERADIN YANG DISIA-SIAKAN
    Pada jaman dahulu kala, di pulau lombok Nusa Tenggara Barat, berdiri sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Raja Indrapandita. Raja itu memiliki sembilan putri yang cantik-cantik. Putri sulungnya bernama Denda Wingi, sedangkan si bungsu bernama Ratna Ayu Wideradin. Dari kesembilan putri raja tersebut, si bungsulah yang paling cantik dan mempesona. Maka, tidak mengherankan jika si bungsu menjadi...
    Dec-15 - 2017 | 1 Comment | More »

ARTIKEL & CERITA DAN KISAH LEGENDA RAKYAT POPULER

  • KISAH UNANG BATIN
    13.09.2017 - 0 Comments
    Unang Batin adalah seorang pendekar sakti mandraguna yang memiliki sifat rendah hati dari daerah Desa Putih Doh, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Suatu saat, ketika ia memenangkan sebuah pertandingan silat antar kampung, ada beberapa orang dari daerah lain yang dendam kepadanya dan berniat untuk mencelakainya. * * * Alkisah, di daerah Putih Doh, Lampung, hiduplah sebuah…
  • ASAL MULA PULAU SANGKAR AYAM
    27.07.2017 - 0 Comments
    Indagiri Hilir dengan luas wilayah 18.812,97 km2 merupakan sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Riau, Indonesia. Wilayah kabupaten Indragiri Hilir sebagian terdiri dari pulau besar dan pulau-pulau kecil yang umumnya telah berpenghuni. Salah satu pulau kecil yang cukup terkenal dan melegenda di wilayah ini adalah Pulau Sangkar Ayam. Konon, keberadaan pulau ini disebabkan oleh sebuah…
  • ANAK YATIM LA MOELU
    13.11.2017 - 0 Comments
    La Moelu adalah seorang anak laki-laki miskin yang masih berumur belasan tahun. Ia tinggal bersama ayahnya yang sudah tua renta di sebuah dusun di daerah Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, Indonesia. Berkat kerja keras, kesabaran, dan ketekunannya, La Moelu menjadi seorang yang kaya raya. ∞∞∞ Alkisah, di sebuah dusun di daerah Sulawesi Tenggara, hiduplah seorang anak laki-laki yatim…
  • KISAH BUAYA TEMBAGA
    29.11.2017 - 0 Comments
    Pulau Ambon adalah salah satu pulau yang indah di Indonesia. Di sana terdapat lautan yang membiru dipenuhi ikan yang ber aneka ragam. Ada pula ikan yang dapat terbang mencecah laut. Taman lautnya yang penuh dengan berbagai jenis hewan laut, membuatnya semakin indah di pandang mata. ∞∞∞ Alkisah, pada zaman dahulu, kota Ambon yang terletak pada jazirah Lei Timur dan jazirah Lei Hitu itu…
  • NAMA MARGA KETURUNAN CINA DI INDONESIA DAN DUNIA
    21.12.2017 - 4 Comments
    Nama Marga Keturunan Cina adalah nama yang diekspresikan dengan karakter Han (Hanzi). Nama ini digunakan secara luas oleh warga negara Republik Rakyat Tiongkok, Republik Tiongkok, Hong Kong, Makau dan keturunan Cina di negara-negara lainnya. Nama Cina biasanya terdiri dari 2 karakter sampai 4 karakter, walaupun ada yang lebih dari 4 karakter, namun umumnya nama seperti itu adalah mengambil…

ADHI MEKAR INDONESIA "AMI SCHOOL" DENPASAR BARAT, BALI

 
  • AGATHA NICOLE © 2017 | Modified By YURI | Powered By BLOGGER | KEDAI LOMBOK