Daftar Cerita Legenda Rakyat

KISAH KANNE PAUMMISANG

Paummisang adalah nama sebuah kampung yang berada di daerah Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Indonesia. Kata paummisang berasal dari bahasa Mandar yang berarti tumpukan ampas tebu. Menurut kisah legenda yang beredar di kalangan masyarakat Mandar, nama paummisang ini diambil dari nama seorang kakek yang bernama KANNE PAUMMISANG.
Kanne adalah panggilan kepada orang yang sudah tua, baik untuk orang tua laki-laki (Kakek)  maupun orang tua perempuan (Nenek).
∞∞∞


Konon, di daerah Tinambung Mandar, Sulawesi Barat, ada seorang kanne (kakek) yang hidup seorang diri di sebuah rumah sederhana yang terletak di tengah-tengah kebunnya. Meskipun tempat tinggalnya cukup jauh dari permukiman penduduk, ia sering bergaul dengan penduduk yang setiap hari melintas di kebunnya. Pekerjaan sehari-harinya adalah menanam sayur-sayuran, umbi-umbian, jagung, tebu, dan kelapa di kebunnya. Ia seorang petani kebun yang sangat rajin, ulet, dan teliti dalam merawat tanamannya, sehingga hasilnya pun cukup melimpah.

Kakek itu memiliki suatu kebiasaan aneh. Ia senang sekali minum air tebu dengan cara mengigiti batang tebu yang telah dikupas kulitnya. Kemudian ampas tebu tersebut ia kumpulkan di ruang tengah rumahnya. Begitulah yang ia lakukan setiap hari hingga ampas tebu tersebut terus menumpuk. Oleh karenanya, orang kampung memanggilnya Kanne Paummisang, yakni seorang kakek yang suka menumpuk ampas tebu di rumahnya.

Di mata penduduk sekitar, Kanne Paummisang adalah orang yang ramah, baik hati, dan dermawan. Ia senantiasa memberikan hasil perkebunannya kepada penduduk kampung yang membutuhkan. Bahkan ia sering mempersilahkan para tetangga kebunnya untuk mengambil apa aja di kebunnya tanpa perlu minta izin kepadanya terlebih dahulu. Kanne (Nenek) Golla adalah salah seorang tetangga kebunnya yang sering ia persilahkan untuk mengambil apa saja di kebunnya.

Pada suatu hari, Kanne Golla lewat di kebun Kanne Paummisang. Saat berada di tengah-tengah kebun, nenek itu tiba-tiba berhenti. Ia menoleh ke sekelilingnya sambil memerhatikan isi kebun Kanne Paummisang. Rupanya, Nenek Golla tertarik melihat hasil perkebunan Kanne Paummisang yang tumbuh subur dan hijau, terutama tanaman jagungnya. Ia ingin sekali memetik beberapa bongkol jagung itu. Namun, ia tetap merasa sungkan kepada Kanne Paummisang, meskipun sudah diizinkan sebelumnya. Kanne Golla yang masih berdiri di tengah kebun itu tidak menyadari jika ada sepasang mata yang sedang memerhatikannya. Ia adalah Kakek Paummisang yang sedang duduk sambil menggigit batang tebu di dalam rumahnya. Setelah menghabiskan air tebunya, kakek itu segera turun dari rumahnya dengan menuruni beberapa anak tangga, dan segera menghampiri Kanne Golla. Melihat Kanne Paummisang berjalan ke arahnya, Kanne Golla segera beranjak dari tempatnya berdiri.
  • “Maaf, Kanne Golla! Adakah yang bisa aku bantu”“ tanya Kanne Paummisang kepada Kanne Golla.
  • “Jika ada sesuatu yang menarik hatimu di kebunku ini, silahkan ambil sesukamu. Tidak perlu sungkan. Aku malah senang sekali jika banyak orang yang menikmatinya,” tambah Kanne Paummisang.
  • “Iya, sebenarnya aku sangat tertarik melihat tanaman jagungmu. Jika berkenan, bolehkah aku memetiknya dua bongkol”“ tanya Kanne Golla dengan malu-malu.
  • “Tentu saja boleh, saudariku! Kamu boleh mengambil sesuka hatimu dan sekuat kamu membawanya,” jawab Kanne Paummisang sambil tersenyum.
  • “Terima kasih! Kamu memang orang yang baik hati dan dermawan,” ucap Kanne Golla.
Setelah memetik beberapa bongkol jagung, Kanne Golla pun berpamitan pulang dengan perasaan senang. Demikian pula Kanne Paummisang, ia merasa sangat senang jika hasil perkebunannya bermanfaat untuk orang banyak. Demikian seterusnya, ia senantiasa menawarkan hasil perkebunannya kepada siapa pun yang lewat di kebunnya.

Keesokan harinya, ketika Kanne Paummisang sedang asyik minum air tebu, tiba-tiba seorang penduduk kampung bernama Pak Hardi lewat di kebunnya. Ia pun segera memetik beberapa bongkol jagung lalu memberikannya kepada Hardi.
  • “Terima kasih, Kanne Paummisang,” ucap Hardi.
  • “Sama-sama, Pak Hardi!” jawab Kanne Paummisang tersenyum.
  • “Aku sangat senang jika hasil kebunku ini dinikmati orang banyak. Jika masih ada isi kebunku yang kamu senangi, katakan saja padaku! Aku akan memberikannya kepadamu,” tambah Kanne Paummisang menawarkan.
  • “Terima kasih, Kanne! Kanne memang orang yang dermawan,” ucap Hardi.
Setelah menyerahkan jagung itu kepada Pak Hardi, Kanne Paummisang kembali meminum air tebunya yang masih tersisa dan membuang ampasnya di ruang tengah rumahnya. Melihat perilaku Kanne Paummisang itu, Pak Hardi yang masih berada di kebun Paummisang langsung menggeleng-gelengkan kepala.
“Kanne Paummisang memang orang baik, tapi perilakunya aneh. Untuk apa ia menumpuk ampas tebu itu”“ tanya Pak Hardi dalam hati penuh keheranan lalu pergi meninggalkan kebun Kanne Paummisang menuju ke perkampungan.
Begitulah tanggapan setiap penduduk yang melewati kebunnya. Mereka terheran-heran melihat kebiasaan aneh Kanne Paummisang menumpuk ampas tebu di ruang tengah rumahnya.

Semakin hari rumah Kanne Paummisang semakin penuh dengan tumpukan ampas tebu. Anehnya lagi, ia terkadang tertidur di atas tumpukan ampas tebu itu. Para penduduk yang sering melewati kebunnya semakin terheran-heran melihat kelakuan anehnya itu. Walaupun demikian, semakin hari Kanne Paummisang juga semakin dermawan kepada semua penduduk.

Penduduk yang paling sering ia beri hasil perkebunannya adalah Kanne Golla. Karena selain bertetangga kebun, rupanya mereka juga sudah berteman sejak kecil. Akhirnya, hubungan persahabatan mereka pun semakin akrab. Untuk membalas budi baik Kanne Paummisang, Kanne Golla pun sering membawakannya makanan, baik berupa ikan bakar, kue, gula pasir, kopi, dan lain-lain.

Pada suatu hari, Kanne Golla datang mengantarkan makanan untuk Kanne Paummisang. Setibanya di depan rumahnya, ia melihat pintu rumah itu tertutup rapat.
“Kanne Paummisang... ! Kanne Paummisang... !” teriak Kanne Golla sambil mengetuk pintu.
Berkali-kali Kanne Golla mengetuk pintu dan berteriak memanggil Kanne Paummisang, namun tidak mendapat jawaban sama sekali. Oleh karena penasaran, ia pun mencoba mendorong pintu rumah Kanne Paummisang. Rupanya, pintu itu tidak terkunci, sehingga ia dapat masuk ke dalam rumah.

Alangkah terkejutnya Kanne Golla saat mendapati Kanne Paummisang sudah tidak bernyawa lagi dan terbujur kaku di atas tumpukan ampas tebunya. Akhirnya, Kanne Golla segera memanggil orang-orang kampung untuk menguburkan jenazah Kanne Paummisang di tengah-tengah kebunnya. Untuk mengenang kebaikan dan kedermawanan Kanne Paummisang, para penduduk menamakan kampung mereka “Kampung Paummisang”.

*****
Demikianlah KISAH KANNE PAUMMISANG dari daerah Sulawesi Barat, Indonesia. Kisah ini termasuk kategori legenda yang mengandung pesan-pesan moral yang patut dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Setidaknya ada dua pesan moral yang dapat dipetik dari cerita di atas, yaitu: sifat rajin dan tekun bekerja, dan sifat suka bertanam budi (berbudi).

PERTAMA, sifat rajin dan tekun bekerja. Sifat ini tercermin pada perilaku Kanne Paummisang yang sangat rajin, tekun dan ulet merawat tanamannya, sehingga hasilnya pun dapat bermanfaat untuk orang banyak.
KEDUA, sifat suka bertanam budi (berbudi). Sifat ini juga dicerminkan oleh sikap dan perilaku Kanne Paummisang yang senantiasa berbuat kebajikan kepada orang lain dengan cara mendermakan sebagian hasil perkebunannya kepada penduduk sekitar. Oleh karena kederamawannya itu, penduduk sekitar mengabadikan namanya menjadi nama kampung mereka, agar mereka dapat terus mengenangnya.

Agatha Nicole Tjang – Ie Lien Tjang © http://agathanicole.blogspot.co.id


BERSAHABAT DENGAN AGATHA NICOLE TJANG - IE LIEN TJANG

Show Comments: OR

0 komentar:

Post a Comment

Teman-Teman yang berkunjung pasti komentarnya juga baik. karena kita semua manusia baik-baik. Oleh karena itu Nicole bilang Salam Komen terbaik kepada semua.
Kalau Mau Contact Nicole di :
Em@il : ieliencang@gmail.com
Phone & SMS : +6287760129111
T E R I M A K A S I H - MATUR SUKME - THANK YOU

ARTIKEL & CERITA DAN KISAH LEGENDA RAKYAT TERBARU

  • NAMA MARGA KETURUNAN CINA DI INDONESIA DAN DUNIA
    Nama Marga Keturunan Cina adalah nama yang diekspresikan dengan karakter Han (Hanzi). Nama ini digunakan secara luas oleh warga negara Republik Rakyat Tiongkok, Republik Tiongkok, Hong Kong, Makau dan keturunan Cina di negara-negara lainnya. Nama Cina biasanya terdiri dari 2 karakter sampai 4 karakter, walaupun ada yang lebih dari 4 karakter, namun umumnya nama seperti itu adalah mengambil...
    Dec-21 - 2017 | 4 Comments | More »
  • PENGGEMBALA SAPI TUA dan TONGKAT AJAIB
    Seperti negara kita tercinta Indonesia, negara-negara lain pun mempunyai cerita-cerita legenda rakyat (folklore) yang menarik dan sarat akan makna dan pesan moral bagi kita. Negeri Tirai Bambu Tiongkok atau China juga memiliki beberapa cerita legenda rakyat salah satunya adalah KISAH PENGGEMBALA SAPI TUA DAN TONGKAT AJAIB. Dahulu kala, ada sebuah danau yang sangat jernih di Yunnan, China....
    Dec-21 - 2017 | No Comments | More »
  • ASAL MULA SELAT BALI
    Selat Bali adalah selat yang memisahkan antara Pulau Jawa dengan Pulau Bali. Untuk menyeberang dari Pulau Jawa ke Pulau Bali melalui Selat Bali ini, yang dihubungkan dengan layanan kapal ferry dengan Pelabuhan Gilimanuk di Pulau Bali dan Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi - Pulau Jawa. Alkisah, di Kerajaan Daha, Kediri, Jawa Timur, hiduplah seorang Brahamana (pendeta) yang bernama Empu...
    Dec-21 - 2017 | No Comments | More »
  • ASAL MUASAL UPACARA NANGLUK MERANA (MEMBASMI HAMA) KABUPATEN KARANGASEM
    Di Pulau Bali yang merupakan Pulau Dewata, terdapat tiga putra Batara Siwa yaitu Batara Gunung Agung, Batara Andakasa dan Batara Batur. Batara Batur setiap ada hama merusak tanamannya agar segera meminta maaf kepada Batara Gunung Agung dan Batara Andakasa ke laut. Di samping itu, Batara Batur juga diharapkan agar setiap tahun memohon maaf ke sana dengan melakukan upacara yang disebut...
    Dec-19 - 2017 | No Comments | More »
  • KISAH PUTRI CILINAYA
    Putri Cilinaya adalah seorang putri raja Kerajaan Daha yang mengingkari NAZAR-nya (Janji Suci Pada Tuhan Yang Maha Esa). Karena pengingkarannya itu sang putri diterbangkan oleh angin dan menjatuhkannya pada sebuah tempat, dimana tempat itu didiami oleh sepasang suami-istri yang kemudian memberi nama sang bayi putri tersebut dengan nama Cilinaya.  Alkisah pada zaman dahulu, tersebut...
    Dec-19 - 2017 | No Comments | More »
  • DONGENG KISAH BATU GOLOQ DI PULAU LOMBOK
    Batu Goloq adalah sejenis batu ceper yang terdapat di sebuah daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Batu ini diyakini oleh masyarakat setempat sebagai penyebab munculnya tiga nama tempat di daerah Nusa Tenggara Barat, yakni Desa Gembong, Dasan Batu, dan Montong Teker. Alkisah, di daerah Padamara dekat Sungai Sawing, Nusa Tenggara Barat, Indonesia, ada sepasang suami-istri...
    Dec-19 - 2017 | No Comments | More »
  • KISAH WINANGSIA, PUTRI RATNA AYU WIDERADIN YANG DISIA-SIAKAN
    Pada jaman dahulu kala, di pulau lombok Nusa Tenggara Barat, berdiri sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Raja Indrapandita. Raja itu memiliki sembilan putri yang cantik-cantik. Putri sulungnya bernama Denda Wingi, sedangkan si bungsu bernama Ratna Ayu Wideradin. Dari kesembilan putri raja tersebut, si bungsulah yang paling cantik dan mempesona. Maka, tidak mengherankan jika si bungsu menjadi...
    Dec-15 - 2017 | 1 Comment | More »

ARTIKEL & CERITA DAN KISAH LEGENDA RAKYAT POPULER

  • KISAH LEGENDA NENEK LUHU
    29.11.2017 - 0 Comments
    Nenek Luhu adalah seorang tokoh yang dikisahkan hilang secara misterius dalam legenda masyarakat Ambon, Maluku, Indonesia. Namun, tokoh ini sering muncul ketika hujan turun dengan lebat dan disertai cuaca panas. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, jika terjadi keadaan demikian mereka tidak berani keluar rumah karena Nenek Luhu akan mengambil siapa saja yang ditemuinya, terutama…
  • KI AGENG PANDAN ARANG
    25.09.2017 - 0 Comments
    Ki Ageng Pandan Arang (disebut juga Raden Pandanaran, Pandanaran I) atau bernama asli Pangeran Mangkubumi dengan gelar Sunan Bayat atau Sunan Tembayat ;  adalah bupati pertama Semarang kedua, yang diangkat oleh sultan Demak Bintara, Konon nama Semarang diberikan olehnya, karena di tempat ia tinggal ditumbuhi oleh pohon asam yang jarang-jarang (bahasa Jawa: asem arang). Tokoh ini juga d…
  • TANIFAL PULAU BURU
    29.11.2017 - 0 Comments
    Tanifal dalam bahasa Maluku berarti sebidang daratan berpasir putih halus. Menurut cerita masyarakat setempat, Tanifal yang terletak di sekitar Pantai Tifu atau Pulau Buru tersebut merupakan penjelmaan sepasang burung garuda raksasa. ∞∞∞ Alkisah, di Pulau Buru, Maluku, tersebutlah sebuah negeri bernama Tifu. Tidak jauh dari negeri ini terdapat sebuah gunung bernama Gunung Garuda. Bila…
  • KISAH UDER MANCING
    21.10.2017 - 0 Comments
    UDER MANCING adalah seorang laki-laki pemalas yang tinggal di sebuah kampung di daerah Kalimantan Tengah. Kerjanya hanya tidur dan memancing. Pada suatu hari, ketika hendak pergi memancing ke daerah udik (hulu sungai), tiba-tiba ia diserang dan ditawan oleh kawanan kera. ∞∞∞ Alkisah, di sebuah kampung di daerah Kalimantan Tengah, hiduplah seorang laki-laki bernama Uder. Ia tinggal…
  • AGATHA NICOLE 4 TAHUN
    18.07.2013 - 0 Comments
    Perkenalkan namaku Agatha Nicole Tjang dan nama kecilku (nick name) yang juga sekaligus nama mandarin yang diberikan Ama (nenek) aku adalah Ie Lien Tjang. Orangtuaku berasal dari kota MATARAM, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Tetapi aku lahir di kota Singaraja, Buleleng, Bali. Usiaku 4 Tahun Pada usiaku yang ke-4 Tahun, aku makin suka diphoto, berbagai macam pose model selalu…

ADHI MEKAR INDONESIA "AMI SCHOOL" DENPASAR BARAT, BALI

 
  • AGATHA NICOLE © 2017 | Modified By YURI | Powered By BLOGGER | KEDAI LOMBOK