Daftar Cerita Legenda Rakyat

KISAH BURUNG PUYUH DAN BURUNG TEMPUA

Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang memiliki kesukaannya sendiri-sendiri. Apa yang kita sukai belum tentu orang lain menyukainya. Demikian pula sebaliknya, apa yang mereka senangi belum tentu pula kita menyenanginya. Dalam hal ini, kesukaan dan kebiasaan seseorang tidak selalu sesuai dengan kesukaan dan kebiasaan orang lain. Hal inilah yang sering memicu terjadinya perselisihan antara seseorang dengan orang lain.
Untuk mengatasi masalah ini, hendaknya kita menyadari bahwa setiap orang memiliki kesukaan dan kebiasaan sendiri-sendiri yang harus kita hargai. Namun, ternyata apa yang dialami oleh manusia ini juga dialami oleh makhluk hidup lainnya.
***


Pada zaman dahulu kala, ada dua ekor burung yang bersahabat akrab yaitu burung puyuh dan burung Tempua (burung tempua lebih dikenal secara nasional dengan nama burung manyar). Mereka saling menolong dan menyayangi. Setiap hari mereka sehilir semudik mencari makan bersamasama. Dalam semua hal mereka memiliki kesukaan dan kebiasaan yang sama, namun dalam hal bersarang mereka berbeda. Keduanya kemudian sepakat untuk saling menghargai dalam membuat sarang sesuai kesukaan masing-masing. 

Konon, pada zaman dahulu kala, hiduplah seekor burung Tempua (Manyar) dan burung Puyuh di daratan Tanah Melayu. Keduanya sangat akrab dan bersahabat sejak lama. Mereka saling menolong dan menyayangi. Pada siang hari, mereka sehilir semudik mencari makan bersama-sama. Suka-duka mereka jalani bersama. Kalau hujan sama berteduh, dan kalau panas sama bernaung. Namun, pada malam hari, mereka selalu berpisah. Mereka tidur di sarangnya masing-masing. 

Suatu hari, Tempua dan Puyuh berselisih pendapat tentang sarang yang baik menurut mereka. Pertama-tama Tempua menceritakan sarangnya yang aman dan nyaman kepada Puyuh. 
“Aku memiliki sarang yang indah. Sarangku terbuat dari helaian alan-alang dan rumput kering. Helaian itu dijalin dengan rapi, sehingga aku tidak akan basah saat hujan, dan tidak kepanasan di kala terik. Aku menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk membuatnya,” kata Tempua menjelaskan pada Puyuh. 
Setelah Tempua menceritakan kondisi sarangnya panjang lebar, sekarang giliran Puyuh menceritakan sarangnya yang praktis. 
“Aku memiliki sarang yang lebih praktis. Aku tidak perlu menghabiskan waktu untuk membuat sarang. Cukup dengan mencari batang pohon yang tumbang dan berlindung di bawahnya. Besok, aku akan pindah bersarang di tempat lain, agar musuh tidak tahu keberadaanku pada malam hari,” cerita Puyuh tak mau kalah. 
Perdebatan mereka terus berlangsung. Setiap ada kesempatan di sela-sela mencari makan, mereka kembali berdebat tentang sarang. Karena perdebatan tidak ada habisnya, mereka kemudian sepakat untuk mencoba sarang masing-masing. 

Pada malam pertama, Puyuh mencoba sarang Tempua. Karena tidak bisa terbang tinggi seperti Tempua, makan dengan susah payah Puyuh memanjat pohon tempat sarang Tempua tergantung. Sesampai di sarang Tempua, Puyuh terkagum-kagum melihat sarang Tempua. 
  • “Amboi...nyaman sekali sarangmu, Kawan! Kering dan bersih, juga rapi,” kata Puyuh kagum. 
  • “Aku yakin, kamu pasti akan tidur pulas,” sahut Tempua dengan bangganya. 
Tak terasa malam telah larut. Puyuh merasa haus dan meminta minum pada Tempua. 
“Maaf, Kawan. Aku haus nih! Tapi, tidak mungkin aku turun mencari air dalam keadaan gelap gulita begini,” keluh Puyuh pada Tempua. 
Tempua hanya terdiam mendengar keluhan Puyuh. Merasa keluhannya tidak dihiraukan oleh Tempua, terpaksa Puyuh menahan rasa hausnya. Karena kelelahan seharian mencari makan, maka Puyuh pun akhirnya tertidur juga. 

Tengah malam saat Puyuh dan Tempua tidur pulas, tiba-tiba angin bertiup sangat kencang. Pohon tempat arang Tempua bergoyang hebat, seakan-akan mau tumbang. Sarang Tempua pun terayun ke sana kemari. Puyuh menangis ketakutan. Ia juga muntah-muntah karena terombang-ambing bagaikan perahu di tengah laut dihempas oleh gelombang besar. 
Melihat kawannya ketakutan dan muntah-muntah, Tempua berusaha menenangkan hati Puyuh. 
“Tenanglah, Puyuh. Kita tidak akan jatuh. Sebentar lagi anginnya berhenti,” sahut Tempua menghibur Puyuh. 
Tak lama kemudian angin berhenti, mereka pun tidur kembali. Keesokan harinya, mereka bangun pagi-pagi sekali. Sebelum keluar dari sarang, Puyuh berkata, 
“Kawan, aku tidak mau lagi tidur di sarangmu. Aku takut jatuh. Lagipula aku tidak bisa menahan haus.” Tempua diam saja. 
Ia memaklumi alasan Puyuh. Ia menyadari bahwa Puyuh tidak terbiasa tidur di tempat yang tinggi. Mereka kemudian mencari makan seperti biasanya. Mereka juga bermain bersama. Setelah hari mulai gelap, Puyuh mengajak Tempua mencari pohon yang tumbang untuk dijadikan tempat bermalam. 

Setelah mencari ke sana kemari, akhirnya Puyuh menemukan sebuah pohon yang menurutnya cocok untuk tidur di bawahnya. Di dekat tempat itu mengalir parit yang dapat diambil airnya bila merasa haus. Suasana semakin gelap. Tempua pun mulai bingung. Dari tadi ia memerhatikan di sekitar tempat itu, ia tidak melihat sarang kawannya. Karena penasaran, Tempua pun bertanya kepada Puyuh, 
  • “Puyuh, dimana kita akan tidur malam ini?” 
  • Puyuh menjawab, “Di sini. Kita akan berlindung di bawah pohon ini,” jawab Puyuh sambil menunjuk tempat itu. 
Tempua semakin bingung, karena tempat yang ditunjuk Puyuh itu tidak terlihat ada sarang. 
  • “Di sini? tanya Tempua dengan bingung. 
  • “Iya, di sini. Kita tidur di bawah pohon ini,” jawab Puyuh menegaskan. 
Tempua merasa tidak nyaman, tetapi ia harus mengikuti apa yang dilakukan oleh Puyuh untuk menghargainya. Beberapa saat kemudian, Puyuh sudah tertidur pulas. Tetapi Tempua masih gelisah dan tidak bisa tidur. Ia hanya mondar-mandir di samping Puyuh. 

Namun karena kelelahan seharian mencari makan, Tempua pun tertidur. Baru saja ia memejamkan matanya, tiba-tiba hujan turun disertai petir yang menyambar-nyambar. Hujan itu membasahi tanah tempat Puyuh dan Tempua tidur. Keduanya pun terbangun. Tempua yang sudah basah kuyup itu mulai kedinginan. 
  • “Puyuh, aku kedinginan,” kata Tempua yang mulai menggigil. 
  • “Tidak apa-apa, kalau hujan reda tentu kamu tidak akan kedinginan lagi. Ayo tidur, besok kita harus bangun pagi-pagi mencari makan,” hibur Puyuh. 
Tak lama kemudian, hujan pun reda. Tempua kembali tidur di samping Puyuh yang sudah tidur pulas. Keesokan harinya, Tempua mengeluh pada Puyuh bahwa ia tidak mau tidur lagi di sarang Puyuh. 

Demikian sebaliknya, Puyuh pun mengeluh. Ia berjanji tidak akan tidur lagi di sarang Tempua. Masing-masing merasa tidak cocok dengan sarang kawannya.  Mereka kemudian memahami bahwa setiap makhluk mempunyai kesukaan dan kebiasaan yang tidak bisa dipaksakan. Walaupun berbeda, namun mereka tetap saling menghargai, karena mereka menganggap bahwa perbedaan itu adalah hal yang wajar. 
Keduanya juga tetap bersahabat. Setiap hari mencari makan bersama-sama dan saling tolong menolong. 
***
Dari cerita di atas, kita dapat mengambil hikmahnya bahwa perbedaan antara satu makhluk dengan makhluk yang lain pasti ada. Namun, harus kita sadari pula bahwa janganlah perbedaan itu menjadi pemicu terjadinya perselisihan. Setiap orang pasti memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Oleh karena itu, kita harus saling menghargai kekurangan dan kelebihan masing-masing. 
Keseragaman mendatangkan kejenuhan dan kebosanan (satu warna) tetapi Keberagaman membuat hidup lebih berwarna, seperti sepiring hidangan makan malam, kalau hanya ada nasi saja, pasti tidak enak dan membosankan tetapi kalau disepiring makan malam itu ada nasi, ikan dan sayur (lauk-pauk) pasti akan lebih enak, begitu juga kehidupan...!!!. (Agatha Nicole Tjang – Ie Lien Tjang © http://agathanicole.blogspot.co.id)



Show Comments: OR

0 komentar:

Post a Comment

Teman-Teman yang berkunjung pasti komentarnya juga baik. karena kita semua manusia baik-baik. Oleh karena itu Nicole bilang Salam Komen terbaik kepada semua.
Kalau Mau Contact Nicole di :
Em@il : ieliencang@gmail.com
Phone & SMS : +6287760129111
T E R I M A K A S I H - MATUR SUKME - THANK YOU

ARTIKEL & CERITA DAN KISAH LEGENDA RAKYAT TERBARU

  • NAMA MARGA KETURUNAN CINA DI INDONESIA DAN DUNIA
    Nama Marga Keturunan Cina adalah nama yang diekspresikan dengan karakter Han (Hanzi). Nama ini digunakan secara luas oleh warga negara Republik Rakyat Tiongkok, Republik Tiongkok, Hong Kong, Makau dan keturunan Cina di negara-negara lainnya. Nama Cina biasanya terdiri dari 2 karakter sampai 4 karakter, walaupun ada yang lebih dari 4 karakter, namun umumnya nama seperti itu adalah mengambil...
    Dec-21 - 2017 | 4 Comments | More »
  • PENGGEMBALA SAPI TUA dan TONGKAT AJAIB
    Seperti negara kita tercinta Indonesia, negara-negara lain pun mempunyai cerita-cerita legenda rakyat (folklore) yang menarik dan sarat akan makna dan pesan moral bagi kita. Negeri Tirai Bambu Tiongkok atau China juga memiliki beberapa cerita legenda rakyat salah satunya adalah KISAH PENGGEMBALA SAPI TUA DAN TONGKAT AJAIB. Dahulu kala, ada sebuah danau yang sangat jernih di Yunnan, China....
    Dec-21 - 2017 | No Comments | More »
  • ASAL MULA SELAT BALI
    Selat Bali adalah selat yang memisahkan antara Pulau Jawa dengan Pulau Bali. Untuk menyeberang dari Pulau Jawa ke Pulau Bali melalui Selat Bali ini, yang dihubungkan dengan layanan kapal ferry dengan Pelabuhan Gilimanuk di Pulau Bali dan Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi - Pulau Jawa. Alkisah, di Kerajaan Daha, Kediri, Jawa Timur, hiduplah seorang Brahamana (pendeta) yang bernama Empu...
    Dec-21 - 2017 | No Comments | More »
  • ASAL MUASAL UPACARA NANGLUK MERANA (MEMBASMI HAMA) KABUPATEN KARANGASEM
    Di Pulau Bali yang merupakan Pulau Dewata, terdapat tiga putra Batara Siwa yaitu Batara Gunung Agung, Batara Andakasa dan Batara Batur. Batara Batur setiap ada hama merusak tanamannya agar segera meminta maaf kepada Batara Gunung Agung dan Batara Andakasa ke laut. Di samping itu, Batara Batur juga diharapkan agar setiap tahun memohon maaf ke sana dengan melakukan upacara yang disebut...
    Dec-19 - 2017 | No Comments | More »
  • KISAH PUTRI CILINAYA
    Putri Cilinaya adalah seorang putri raja Kerajaan Daha yang mengingkari NAZAR-nya (Janji Suci Pada Tuhan Yang Maha Esa). Karena pengingkarannya itu sang putri diterbangkan oleh angin dan menjatuhkannya pada sebuah tempat, dimana tempat itu didiami oleh sepasang suami-istri yang kemudian memberi nama sang bayi putri tersebut dengan nama Cilinaya.  Alkisah pada zaman dahulu, tersebut...
    Dec-19 - 2017 | No Comments | More »
  • DONGENG KISAH BATU GOLOQ DI PULAU LOMBOK
    Batu Goloq adalah sejenis batu ceper yang terdapat di sebuah daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Batu ini diyakini oleh masyarakat setempat sebagai penyebab munculnya tiga nama tempat di daerah Nusa Tenggara Barat, yakni Desa Gembong, Dasan Batu, dan Montong Teker. Alkisah, di daerah Padamara dekat Sungai Sawing, Nusa Tenggara Barat, Indonesia, ada sepasang suami-istri...
    Dec-19 - 2017 | No Comments | More »
  • KISAH WINANGSIA, PUTRI RATNA AYU WIDERADIN YANG DISIA-SIAKAN
    Pada jaman dahulu kala, di pulau lombok Nusa Tenggara Barat, berdiri sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Raja Indrapandita. Raja itu memiliki sembilan putri yang cantik-cantik. Putri sulungnya bernama Denda Wingi, sedangkan si bungsu bernama Ratna Ayu Wideradin. Dari kesembilan putri raja tersebut, si bungsulah yang paling cantik dan mempesona. Maka, tidak mengherankan jika si bungsu menjadi...
    Dec-15 - 2017 | 1 Comment | More »

ARTIKEL & CERITA DAN KISAH LEGENDA RAKYAT POPULER

  • ASAL MULA SELAT BALI
    21.12.2017 - 0 Comments
    Selat Bali adalah selat yang memisahkan antara Pulau Jawa dengan Pulau Bali. Untuk menyeberang dari Pulau Jawa ke Pulau Bali melalui Selat Bali ini, yang dihubungkan dengan layanan kapal ferry dengan Pelabuhan Gilimanuk di Pulau Bali dan Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi - Pulau Jawa. Alkisah, di Kerajaan Daha, Kediri, Jawa Timur, hiduplah seorang Brahamana (pendeta) yang bernama Empu…
  • BUAYA AJAIB SUNGAI TAMI
    02.12.2017 - 0 Comments
    Buaya ajaib yang dimaksud dalam cerita ini adalah seekor buaya yang pernah tinggal di Sungai Tami, Jayapura, Papua. Hingga sekarang, seluruh keturunan buaya ini masih dilindungi oleh masyarakat setempat. ∞∞∞ Alkisah, di Kampung Sawjatami yang terletak di tepi Sungai Tami, Jayapura, Papua, hiduplah seorang laki-laki bernama Towjatuwa. Ia tinggal bersama istrinya di sebuah honai (rumah…
  • ADHI MEKAR INDONESIA [AMI SCHOOL] Dengan Kontestant MISS WORLD 2013 Di World Peace Gong Kertalangu, Bali
    22.09.2013 - 1 Comments
    PERDAMAIAN itu memang indah. Hal ini pula yang ingin disampaikan kepada kontestan Miss World 2013. Bertepatan dengan peringatan hari perdamaian sedunia, para kontestan juga diagendakan untuk mengunjungi Gong Perdamaian. "Kami sangat antusias dengan kunjungan kontestan Miss World 2013 ke Gong Perdamaian. Tempat ini adalah simbol perdamaian dunia dan kami ingin menghimbau untuk menjaga…
  • KISAH KEKEKOW DENGAN GADIS MISKIN
    30.10.2017 - 0 Comments
    Kekekow adalah sejenis burung pemakan padi yang terdapat di daerah Minahasa, Sulawesi Utara, Indonesia. Kekekow dalam bahasa Minahasa terdiri dua kata, yaitu ”Keke “ yang berarti anak gadis (panggilan kesayangan terhadap anak gadis, terutama di desa), dan ”Kow” yang berarti engkau. Jadi, kekekow berarti engkau anak gadis. Konon, di daerah Minahasa ada seekor Burung Kekekow  yang…
  • LEGENDA GUNUNG PINANG
    07.10.2017 - 0 Comments
    Gunung Pinang terletak di Kabupaten Serang, Banten, tepatnya di samping jalur lalu lintas Serang-Cilegon. Menurut cerita, gunung yang sering menjadi tempat kawasan tujuan wisata  ini merupakan penjelmaan perahu seorang saudagar kaya yang bernama Dampu Awang. ∞∞∞ Di sebuah perkampungan nelayan di daerah pesisir teluk Banten, hiduplah seorang janda tua dengan anak laki-lakinya…

ADHI MEKAR INDONESIA "AMI SCHOOL" DENPASAR BARAT, BALI

 
  • AGATHA NICOLE © 2017 | Modified By YURI | Powered By BLOGGER | KEDAI LOMBOK