Raden Banterang adalah seorang pemuda yang cepat dalam mengambil keputusan. Ia begitu terpesona dengan Dewi Surati yang memang berwajah cantik jelita.
Raden Banterang tidak menelusuri asal-usul Dewi Surati, siapakah nama ayah-ibunya ? apakah nama desanya ? semuanya diabaikan oleh Raden Banterang, yang ia tahu saat ini adalah Dewi Surati yang ia cintai dan merasa cocok menjadi istrinya.
Sebelum sampai di istana Blambangan, Dewi Surati dititipkan di rumah salah seorang prajuritnya, dan kemudian ia menyuruh dayang istana agar datang dan membawa peralatan kecantikan serta pakaian yang indah dan pantas sebagi calon istrinya. Maka dengan wajah yang cantik serta riasan dan pakaian yang indah, menjelmalah Dewi Surati yang gadis desa menjadi layaknya seorang putri-putri kerajaan.
Dan tak menunggu lama Raden Banterang pun membawa Dewi Surati menghadap Prabu Menak Prakosa dan permaisuri yang memang telah lama ingin melihat putranya mempunyai istri.
Maka ketika Dewi Surati diperkenalkan kepada sang Prabu dan permaisuri, alangkah senangnya mereka, sang prabu dan permaisuripun langsung setuju, kerena melihat kecantikan, dan tutur kata Dewi Surati yang lemah lembut laksana putri raja.
Akhirnya dilangsungkanlah pernikahan Raden Banterang dan Dewi Surati dengan upacara yang sangat meriah dan melibatkan seluruh rakyat kerajaan Blambangan, rakyatpun bersuka-cita dan pesta meriah tersebut diadakan selama tiga hari tiga malam.
Selanjutnya hari-hari Raden Banterang pun selalu bersama Dewi Surati dan hidup harmonis dan penuh dengan kebahagian. Prabu Menak Prakosa dan permaisuri pun sangat menyayangi Dewi Surati sebagi menantunya, Prabu dan permaisuri merasa sangat bangga dengannya, karena Dewi Surati yang cantik, pintar berdandan dengan anggun, dan juga tutur sapa yang lemah lembut penuh tata krama serta pandai bergaul dengan seluruh kalangan istana, tidak terkecuali bagi kalangan bangsawan istana juga para prajurit begitu menghormati dan menyayangi Dewi Surati. Seluruh keluarga istana Blambangan merasa ikut bangga dan sayang kepada Dewi Surati sehingga Dewi Surati pun semakin betah dan senang tinggal di istana Blambangan.
Tetapi kebahagian itu tidak berlangsung lama, dua tahun kemudian timbul masalah, karena selama dua tahun ini pula Dewi Surati belum juga mengandung. Prabu Menak Prakosa dan Permaisuri yang sejak awal ingin sekali menimang cucu kini menjadi kecewa. Dewi Surati pun mulai merasa resah dan sering melamun, duduk menyendiri di tempat sunyi, merenungi nasibnya karena Ibu Suri mulai terlihat kurang senang dengan Dewi Surati.
" mengapa ibu suri jadi seperti membenciku ? apakah salahku sehingga ibu suri berubah sikap ?" renung Dewi Surati
" raden pun mulai bersikap acuh tak acuh denganku, sikapnya begitu dingin kepadaku " lamun Dewi Surati
" hanya ayahanda Prabu yang masih menyayangiku...." menyemangati dirinya sendiri.
Dewi Surati terkenal sebagai seorang yang baik hati, ia sering bergaul dengan masyarakat dan menolong rakyat yang kesusahan, hampir setiap hari ada saja rakyat yang di derma tolong oleh sang dewi. Pada suatu hari datanglah seorang pengemis yang berpakaian compang camping, pengemis itu belumlah terlihat tua dan tubuhnyapun tegap hanya pakaiannya yang terlihat kotor dan robek serta penuh tambalan disana-sini, anehnya sang dewi mulai merasa seperti mengenali pengemis tersebut.
Si pengemis terlihat menatap tajam kearah sang dewi, hingga sang dewi merasa canggung dan gugup dengan sorot mata yang tajam dari pengemis itu, disamping rasa takutnya sang dewi pun penasaran " siapakah pengemis ini ?"
"Supraba ....!!!! sekarang kau berganti nama menjadi Dewi Surati ? meskipun aku berpakaian compang-camping seperti ini, aku yakin kau tidak akan lupa dengan wajahku ini !" ujar si pengemis itu.
Dewi Surati pun segera mengenali suara tersebut, tidak salah lagi si pengemis itu adalah BAGUS TANTRA putra mahkota kerajaan Klungkung, kakandanya.
" kakanda BAGUS TANTRA .... akhirnya dewata agung mempertemukan kita kembali " seru Dewi Surati
" jangan kau sebut namaku " hardik si pengemis tersebut
" kau pengkhianat...!! kau berganti nama dan menjadi istri dari musuh kita selama ini "
" kau lupa !!! ? tujuan kita semula ke tanah Blambangan ini ?"
" kau lupa !!!? kita harus membalas atas kematian kedua orangtua kita ?"
" kau tak pantas menjadi adikku !!!!!!" bentak si pengemis itu.
" janganlah kakanda berbicara seperti itu, aku masih DEWI SUPRABA, adindamu seperti dulu " jawab Dewi Surati.
" aku menyamar dengan nama Dewi Surati, agar menghindari kejaran musuh " ujar Dewi Surati lagi (padahal Adipati Ragajampi memerintahkan prajuritnya mencari BAGUS TANTRA dan DEWI SUPRABA bukan untuk di bunuh, tetapi hendak dijadikan patih dan putri kerajaan Blambangan di Klungkung pulau dewata bersama dan berdampingan dengan Adipati Ragajampi).
" ya... tetapi mengapa kau menjadi istri anaknya musuh kita ? " balas si pengemis itu
" tidak mungkin kau tidak mengetahui siapakah suamimu itu " ujar si pengemis itu lagi.
" Tapi kanda..., suamiku tidak ada sangkut pautnya dengan penyerbuan ke Klungkung ?" jawab Dewi Surati membela diri.
" sama saja, tetapi suamimu adalah putra mahkota kerajaan Blambangan ini " sahut si pengemis.
" aku dan paman Cokorde Rai sedang menyusun kekuatan, untuk merebut kembali kerajaan Klungkung, tetapi kau malah enak-enakan hidup laksana putri raja Blambangan ini !"
" Jika kau masih putri kerajaan Klungkung, dan masih adindaku... kau harus membantuku "
" apa yang harus aku bantu ?" jawab Dewi Surati kebingungan.
" kau harus bunuh suamimu dan raja Blambangan itu !!!!" jawab si pengemis itu.
" sehingga seluruh prajurit akan memusatkan perhatian ke istana kerajaan Blambangan "
" dan pasti Ragajampi akan pulang ke Blambangan untuk berduka cita"
" pada saat itu, aku dan paman Cokorde Rai akan menyerang dan merebut kembali kerajaan Klungkung" terang si pengemis itu.
Dewi Surati atau Dewi Supraba pun menjadi takut mendengar keterangan kakandanya Bagus Tantra, sehingga tanpa sadar dia berteriak kencang,
" TIDAAAAKKK !!!!"
" tidak mungkin aku membunuh suamiku sendiri dan mertuaku !"
" suamikulah yang menolong aku, saat aku hidup terlunta-lunta dan saat perampok hendak menganiayaku"
" jadi kau tidak mau membantuku ?" ujar si pengemis
" baiklah... aku tidak akan memaksamu, tapi kau harus mendapat hukuman atas pengkhianatmu terhadap orangtua kita dan rakyat kita di Klungkung" ancam si pengemis.... Bagus Tantra pun pergi meninggalkan Dewi Surati.
Dewi Surati terdiam tak bisa berbuat apa-apa, ditengah kebingungannya hatinya bertanya-tanya
" apakah hukuman yang akan aku terima"
" haruskah aku membunuh suamiku ?"
" haruskah aku membantu saudaraku ?" dan pertanyaan besar yang dilematis pun muncul dalam pikiran sang dewi " haruskah pertumpahan darah ku balas dengan pertumpahan darah juga ?"
Dewi Surati pun terdiam dalam lamunan yang tak berujung jawab dan membuat hari-hari Dewi Surati menjadi suram jauh dari bahagia.
RADEN BANTERANG - ASAL MULA KOTA BANYUWANGI [Episode-6 : Termakan Hasutan]
EPISODE RADEN BANTERANG - ASAL MULA KOTA BANYUWANGI :
- Serbuan Ke Pulau Dewata.
- Pertempuran di Klungkung.
- Lembah Temu Guru.
- Awal Pertemuan.
- Di Balik Nama Dewi Surati.
- Termakan Hasutan.
- Kesetiaan Seorang Istri.
No comments:
Post a Comment
Teman-Teman yang berkunjung pasti komentarnya juga baik. karena kita semua manusia baik-baik. Oleh karena itu Nicole bilang Salam Komen terbaik kepada semua.
Kalau Mau Contact Nicole di :
Em@il : ieliencang@gmail.com
Phone & SMS : +6287760129111
T E R I M A K A S I H - MATUR SUKME - THANK YOU