Nah teman-teman, ini adalah episode terakhir kisah Raden Banterang - Asal Mula Kota Banyuwangi, bagaimana ceritanya...ayo kita lanjutkan...
Ternyata..Raden Banterang mengajak Dewi Surati ke sebuah sungai di tengah hutan tempat pertama kali mereka bertemu. (lihat cerita episode-4 ; RADEN BANTERANG - ASAL MULA KOTA BANYUWANGI [Episode - 4 : Awal Pertemuan]
"Kakanda... apa maksud kakanda mengajak saya ke tempat ini ?" tanya Dewi SuratiRaden Banterang tidak langsung menjawab pertanyaan istrinya, melainkan mengeluarkan keris pusaka kerajaan Klungkung dari balik pinggangnya." Dewi Surati..! katakan siapa sesungguhnya dirimu ?" Dewi Surati terbelalak melihat keris pusaka kerajaan Klungkung peninggalan/warisan ayahandanya yang telah diberikan kepada kakandanya BAGUS TANTRA." Baiklah kakanda, saya akan berterus terang, " kata Dewi Surati dengan iska tangis mengiringi ucapannya." Sesungguhnya saya adalah Dewi Supraba, saya adalah putri kerajaan Klungkung, saya menyamar sebagai Dewi Surati untuk menghindari kejaran prajurit Adipati Ragajampi yang hendak memaksa saya menjadi istrinya (padahal Adipati Ragajampi mencari Dewi Supraba dan Bagus Tantra serta Panglima Cokorde Rai, hanya untuk dijadikan sebagai anggota tetap kerajaan Klungkung/ Kadipaten dari wilayah kekuasaan kerajaan Blambangan, dan Dewi Supraba bukan untuk dijadikan istri).
" Bagus... ternyata kau berani jujur dan berterus terang !" Jawan Raden Banterang."Tapi percayalah kakanda, tiada maksud sekecilpun di hati adinda untuk berkhianat kepada kakanda sebagai suami saya " jelas Dewi Supraba."Lalu kenapa keris pusaka Raja Klungkung ini berada di bawah bantal mu Dewi Supraba ?" tanya RAden Banterang lagi." Saya tidak tahu siapa yang meletakkan keris tersebut di bawah bantalku " jawab Dewi Supraba, " Memang..beberapa hari lalu kakak saya Bagus Tantra datang untuk membujuk saya agar bersedia membantunya membunuh Kakanda dan ayahanda prabu ""Tetapi saya menolak permintaan tersebut.."" Bagaimana mungkin saya akan membunuh suami saya sendiri " jelas Dewi Supraba.
"Dusta... kau bohong Dewi Supraba !!' hardik Raden BAnterang dengan mata berapi-api, emosi dan amarah telah mempengaruhi Raden Banterang dan dia tidak mencoba untuk menyelidiki lebih lanjut."Bukti sudah ada, kau masih coba mungkir ? ""Kau harus menebus kesalahanmu dengan keris peninggalan ayahmu sendiri !!!"" Jangan Kakanda ...!" tangis Dewi Supraba makin menjadi-jadi tatap matanya mulai sendu ke arah Raden Banterang."Kakanda jangan mengotori keris itu dengan darahku, bila kakanda masih juga tidak percaya....baiklah saya akan membuktikan dengan cara lain..."" Apa maksudmu Dewi Supraba ?!!!" hardik Raden Banterang lagi dengan luapan amarah."Saya akan terjun ke sungai ini dan binasa di dalamnya..... tetapi ijinkanlah hamba berdo'a terlebih dahulu kepada Sang Hyang Widhi " pinta Dewi Supraba memelas..
Raden Banterang terdiam beberapa saat, tetapi keras hatinya dan pengaruh ucapan si pengemis yang tak lain adalah Bagus Tantra sendiri yang hendak memberi hukuman kepada Dewi Supraba atas penolakannya membantunya membunuh Raden Banterang dan Prabu Menak Prakosa, sehingga nafsu amarah lebih menguasai hatinya daripada akal sehatnya.
"Baiklah... kuberi kau kesempatan untuk meminta ampun kepada Sang Hyang Widhi Yasa"Dengan setengah berbisik Dewi Supraba pun berdo'a.... " dduuuh Sang Hyang Widhi Yasa, tunjukkanlah kepada suami saya bahwa saya bukanlah istri yang khianat..dan saya adalah istri yang setia.."
Kemudian Dewi Supraba pun berkata kepada suaminya Raden Banterang setelah selesai berdo'a " saksikanlah kakanda, saya akan terjun ke sungai ini, jika nanti sungai ini menjadi harum wangi, itu tandanya saya istrimu yang setia, tetapi bila berbau busuk itu tandanya saya bersalah dan khianat kepada kakanda... selamat tinggal kakanda ..." belum sempat Raden Banterang berkata-kata lagi, Dewi Suprba pun terjun ke sungai yang sangat dalam dan berair deras tersebut dan tak muncul-muncul lagi.
Raden Banterang pun terpaku berdiri di tempatnya beberapa saat, dipandanginya sungai tersebut dan berharap Dewi Supraba muncul kembali ke permukaan... tetapi selang beberapa saat hidungnya mencium aroma wangi semerbak yang begitu tajam dan tak henti-hentinya meski angin bertiup cukup kencang, aroma wangi tersebut tidak juga sirna ..." BANYUWANGI...." gumam Raden Banterang lemas (BANYUWANGI = Air yang wangi dalam bahasa Jawa). Kini Raden BAnterang menyadari bahwa istrinya Dewi Surati atau Dewi Supraba adalah istri yang setia kepadanya, dan istrinya tersebut tidak bersalah dan juga tidak memiliki rmaksud khianat kepadanya. Tetapi apa daya, meski sesal berkalpa-kalpa istri yang setia dan cantik telah pergi dengan meninggalkan aroma wangi yang tiada hentinya.
Sejak itu daerah tersebut dinamakan BANYUWANGI, yang saat ini merupakan wilayah kabupaten yang termasuk dalam provensi Jawa Timur.
WILAYAH BANYUWANGI
Lihat Peta Lebih Besar
Beberapa bulan kemudian, Bagus Tantra dan Panglima Cokorde Rai telah kembali ke wilayah Klungkung dan telah menyusun kekuatan rakyat yang masih setia kepada Bagus Tantra yang merupakan keturunan dan putra mahkota kerajaan Klungkung, menyerang istana kerajaan Klungkung.
Adipati Ragajampi pun tak sanggup melawan balik Bagus Tantra dan Panglima Cokorde RAi yang dibantu oleh rakyatnya, sebelum Bagus Tantra dan Panglima Cokorde RAi menguasai Istana kerajaan Klungkung, Adipati Ragajampi serta keluarga dan sisa-sisa prajurit melarikan diri ke tepi pantai dan kembali berlayar ke Blambangan.
Prabu Menak Prakosa yang mendengar kekalahan Adipati Ragajampi tidak bisa berbuat apa-apa, dan untuk menghormati Adipati Ragajampi, Adipati Ragajampi pun diberikan wilayah di baratdaya kerajaan Blambangan sebagi wilayah kekuasaanya.
Dan sampai saat ini wilayah kekuasaan Adipati Ragajampi tersebut kita kenal dengan nama KECAMATAN ROGOJAMPI di wilayah Kabupaten Banyuwangi.
WILAYAH KECAMATAN ROGOJAMPI
Adipati Ragajampi pun tak sanggup melawan balik Bagus Tantra dan Panglima Cokorde RAi yang dibantu oleh rakyatnya, sebelum Bagus Tantra dan Panglima Cokorde RAi menguasai Istana kerajaan Klungkung, Adipati Ragajampi serta keluarga dan sisa-sisa prajurit melarikan diri ke tepi pantai dan kembali berlayar ke Blambangan.
Prabu Menak Prakosa yang mendengar kekalahan Adipati Ragajampi tidak bisa berbuat apa-apa, dan untuk menghormati Adipati Ragajampi, Adipati Ragajampi pun diberikan wilayah di baratdaya kerajaan Blambangan sebagi wilayah kekuasaanya.
Dan sampai saat ini wilayah kekuasaan Adipati Ragajampi tersebut kita kenal dengan nama KECAMATAN ROGOJAMPI di wilayah Kabupaten Banyuwangi.
WILAYAH KECAMATAN ROGOJAMPI
Lihat Peta Lebih Besar
Dan Nama Raden Banterang pun di abadikan sebagai nama salah satu jalan di Kabupaten Banyuwangi JL. BANTERANG
Lihat Peta Lebih Besar
EPISODE RADEN BANTERANG - ASAL MULA KOTA BANYUWANGI :
- Serbuan Ke Pulau Dewata.
- Pertempuran di Klungkung.
- Lembah Temu Guru.
- Awal Pertemuan.
- Di Balik Nama Dewi Surati.
- Termakan Hasutan.
- Kesetiaan Seorang Istri.
-- SELESAI --