Kabupaten Buleleng adalah sebuah kabupaten di provinsi Bali, Indonesia. Ibu kotanya ialah Singaraja. Buleleng berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah utara, Kabupaten Jembrana di sebelah barat, Kabupaten Karangasem di sebelah timur dan Kabupaten Bangli, Tabanan serta Badung di sebelah selatan.
Panjang ruas pantai Kabupaten Buleleng sekitar 144 km, 19 km-nya melewati Kecamatan Tejakula. Selain sebagai penghasil pertanian terbesar di Bali (terkenal dengan produksi salak bali dan jeruk keprok Tejakula), Kabupaten Buleleng juga memiliki obyek pariwisata yang cukup banyak seperti pantai Lovina, pura Pulaki, Air Sanih dan tentunya kota Singaraja sendiri.
Kabupaten Buleleng dibagi kepada 9 kecamatan dan 148 desa dan kelurahan. Kecamatan-kecamatannya adalah :
- Gerokgak
- Seririt
- Busung Biu
- Banjar
- Buleleng
- Sukasada
- Sawan
- Kubutambahan
- Tejakula
Sedangkan Kota Singaraja terdiri atas Kecamatan yang mungkin bergabung ke dalam kota ini meliputi :
- Singaraja Barat
- Singaraja Pusat
- Singaraja Timur
Sebelum seperti saat ini, Kabupaten Buleleng dan Kota Singaraja mempunyai cerita dongeng asal usul yang menjadi warisan kepada anak cucu orang Buleleng, ceritanya seperti ini :
Dahulu kala di Pulau Dewata - Bali, hidup seorang raja yang bergelar Sri Bagening. Sang Raja memiliki banyak istri, dan istri terakhirnya bernama Ni Luh Pasek. Ni Luh Pasek berasal dari Desa Panji, dan masih ke turunan Kyai Pasek Gobleng. Suatu waktu, pada saat Ni Luh Pasek mengandung, ia dititipkan kepada Kyai Jelantik Bogol. Tak berapa lama, anaknya pun lahir. Anak itu diberi nama I Gede Pasekan.
I Gede Pasekan mempunyai wibawa besar sehingga sangat dicintai dan dihormati oleh pemuka masyarakat maupun masyarakat biasa. Suatu hari, ketika usianya menginjak dua puluh tahun, ayahnya berkata padanya,
Sebelum berangkat, ayah angkatnya memberikan dua buah senjata bertuah, yaitu sebilah keris bernama Ki Baru Semang dan sebatang tombak bernama Ki Tunjung Tutur. Dalam perjalanannya, I Gede Pasekan diiringi oleh empat puluh pengawal yang dipimpin Ki Dumpiung dan Ki Dosot. Ketika sampai di daerah yang disebut Batu Menyan, mereka bermalam dengan dijaga ketat oleh para pengawal secara bergantian.
- “Anakku, sekarang pergilah engkau ke Den Bukit di daerah Panji.”
- “Mengapa ayah?”
- “Karena di sanalah tempat kelahiran ibumu.”
Saat tengah malam, tiba-tiba datang makhluk ajaib penghuni hutan. Dia mengangkat I Gede Pasekan ke atas pundaknya sehingga I Gede Pasekan dapat me lihat pemandangan lepas ke lautan dan daratan yang terbentang di hadapannya. Ketika dia memandang ke arah timur dan barat laut, ia melihat pulau yang amat jauh. Ketika me lihat ke arah selatan pemandangannya dihalangi oleh gunung. Setelah makhluk itu pergi kemudian terdengar bisikan.
“I Gusti, sesungguhnya apa yang telah engkau lihat akan menjadi daerah kekuasaanmu.”Keesokan harinya rombongan itu me lanjutkan perjalanan. Meski sulit dan pe nuh rintangan akhirnya rombongan I Gede Pasekan berhasil mencapai tujuan, yaitu Desa Panji, tempat kelahiran ibunya. Suatu hari, ada sebuah perahu Bugis yang terdampar di pantai Panimbangan. Warga setempat yang dimintai tolong tak mampu mengangkatnya. Keesokan harinya orang Bugis pemilik perahu itu meminta tolong pada I Gede Pasekan.
“Tolonglah kami, Tuan. Jika Tuan berhasil mengangkat perahu kami, sebagian muatan itu akan kami serahkan kepada Tuan sebagai upahnya.”
“Kalau itu keinginan kalian, saya akan berusaha mengangkat perahu itu,” jawab I Gede Pasekan. I Gede Pasekan segera memusatkan pikiran. Dengan kekuatan gaibnya, perahu yang kandas itu berhasil diangkatnya. Sebagai ungkapan rasa terima kasih, orang Bugis itu memberikan hadiah berupa setengah dari isi perahu itu kepada I Gede Pasekan. Di antara hadiah itu terdapat dua buah gong besar. Sejak saat itu I Gede Pasekan menjadi orang kaya dan bergelar I Gusti Panji Sakti.
Kekuasaan I Gede Pasekan mulai me luas dan menyebar sampai ke mana-mana. Dia pun mendirikan kerajan baru di Den Bukit. Kira-kira abad ke-17, ibukota kerajaan itu disebut orang dengan nama Sukasada. Kerajaaan I Gede Pasekan itu berkembang hingga ke utara. Daerah itu banyak ditumbuhi pohon buleleng. Oleh karena itu, pusat kerajaan beralih ke wilayah itu. Wilayah itu pun diberi nama Buleleng.
Di Buleleng dibangun sebuah istana megah yang diberi nama Singaraja. Nama ini menunjukkan bahwa penghuninya adalah seorang raja yang gagah perkasa laksana singa. Namun, ada pendapat yang mengatakan bahwa nama Singaraja artinya tempat persinggahan raja. Pada saat sang Raja masih di Sukasada, se ring singgah di sana. Jadi, kata Singaraja berasal dari kata singgah raja.
Naahhh teman-teman, sekarang sudah tahu khan asal muasal Kabupaten Buleleng dan Kota Singaraja, perlu teman-teman tahu, pada saat bumi nusantara dijajah oleh pemerintahan kolonial Belanda (VOC) kota Singaraja adalah ibukota Bali tetapi pada saat ini Negara Kesatuan Republik Indonesia memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1945, berdasarkan Undang-undang Nomor 69 Tahun 1958, Denpasar menjadi ibu kota dari pemerintah daerah Kabupaten Badung, selanjutnya berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor Des.52/2/36-136 tanggal 23 Juni 1960, Denpasar juga ditetapkan sebagai ibu kota bagi Provinsi Bali.
Salah satu kebangaan orang Bali terutama orang Singaraja, bahwa Ibunda sang proklamator, putra sang fajar Ir. SOEKARNO adalah Putri Bangsawan Bali - Singaraja bernama Ida Ayu Nyoman Rai, atau Ida Ayu Nyoman Rai Srimben, nanti cerita tentang Ibunda Ida Ayu Nyoman Srimben, akan Nicole bagi ke teman-teman..
izin untuk menggunakannya dalam preview laporan wisata bali utara. tks
ReplyDeleteGAMES POKER & DOMINO ONLINE TERBESAR DI ASIA
ReplyDeleteBANDAR Q | DOMINO 99 | ADU Q | BANDAR POKER | POKER | CAPSA SUSUN | SAKONG
MEMBERIKAN BONUS TERBESAR !!
- CASHBACK 0.3%
- REFFERAL 15%
- JACKPOT !!
- MINIMAL DEPOSIT & WITHDRAW 20RB
- BEST SERVER FOR GAMBLING NO ROBOT !
- PLAYER VS PLAYER
- FAST PROSES !
- CS ONLINE 24 JAM
TUNGGU APA LAGI ? AYOO SEGERA BERGABUNG BERSAMA KITA
JANGAN LUPA AJAK TEMAN - TEMANNYA SEKALIAN YAA www(.)JuraganQQ(.)net
- SALAM KAYEEH JURAGANQQ -
Om Swastyastu, saya mau nanya tentang Asal Usul Buleleng dan Singaraja itu sumbernya dari mana nggih? Apa itu sudah valid dan sudah ada bukunya atau belum? Soalnya mau saya pakai untuk judul skripsi, mohon bantuannya🙏
ReplyDelete